Selasa, 23 Juni 2020

LUASNYA LANGIT

Allah ta'ala menciptakan langit sebanyak tujuh lapis langit yang ada di atas kita. Masing-masing dari tujuh lapis langit itu memiliki luas dan besar yang sama. Seluas apa langit-langit itu ?

حَدَّثَنَا سُوَيْدٌ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ أَبِي السَّمْحِ عَنْ عِيسَى بْنِ هِلَالٍ الصَّدَفِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِي قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّ رَصَاصَةً مِثْلَ هَذِهِ وَأَشَارَ إِلَى مِثْلِ الْجُمْجُمَةِ أُرْسِلَتْ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ هِيَ مَسِيرَةُ خَمْسِ مِائَةِ سَنَةٍ لَبَلَغَتْ الْأَرْضَ قَبْلَ اللَّيْلِ وَلَوْ أَنَّهَا أُرْسِلَتْ مِنْ رَأْسِ السِّلْسِلَةِ لَسَارَتْ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ قَبْلَ أَنْ تَبْلُغَ أَصْلَهَا أَوْ قَعْرَهَا
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ إِسْنَادُهُ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَسَعِيدُ بْنُ يَزِيدَ هُوَ مِصْرِيٌّ وَقَدْ رَوَى عَنْهُ اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ الْأَئِمَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Suwaid; Telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah; Telah mengabarkan kepada kami Sa'iid bin Yaziid, dari Abu As Samh, dari 'Iisa bin Hilaal Ash Shadafiy, dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Kalau seandainya timah seperti ini -dan beliau menunjuk seperti wadah kecil- dikirim dari langit menuju ke bumi yang jaraknya sepanjang perjalanan lima ratus tahun, niscaya ia akan sampai di bumi sebelum malam, dan kalau seandainya ia dikirim dari puncak 'rantai', niscaya akan (memerlukan) perjalanan empat puluh tahun siang dan malam sebelum mencapai dasarnya atau keraknya (jahannam)." 

Abu 'Iisa berkata; 'Hadits ini sanadnya hasan shahih. Dan Sa'iid bin Yaziid adalah seorang Mesir. Al Laits bin Sa'iid dan bukan satu imam saja yang telah meriwayatkan hadits darinya."
[Sunan Tirmidzi no. 2588]

Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata :

بين السماء الدنيا والتي تليها خمسمائة عام، وبين كل سماء خمسمائة عام، وبين السماء السابعة وبين الكرسي خمسمائة عام، وبين كرسي وبين الماء خمسمائة عام، والكرسي فوق الماء، والله عز وجل فوق الكرسي، ويعلم ما أنتم عليه

“Antara langit yang terendah (langit dunia) dan (bumi) yang di bawahnya berjarak selama 500 tahun. Antara satu langit dengan langit yang lainnya berjarak 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan kursi berjarak 500 tahun. Antara kursi dengan air berjarak 500 tahun. Kursi Allah itu letaknya di atas air. Dan Allah ‘azza wa jalla berada di atas kursi. Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan.” 

[Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat, 2/290, tahqiq : ‘Abdullah bin Muhammad Al-Haasyidiy; Maktabah As-Suwadiy. Muhaqqiq juga menisbatkan riwayat itu pada Ibnu Khuzaimah dalam At-Tauhiid 1/232-234; Ad-Daarimi dalam Ar-Radd ‘alal-Jahmiyyah no. 81 dan Ar-Radd ‘alal-Mariisiy hal. 73,90,105; Ath-Thabarani dalam Al-Kabiir 9/228 dan yang lainnya]

Al Hafizh Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :

هي بالنسبة إليها كحصاة في صحراء فهي وإن تعددت وتكبرت فهي بالنسبة إلى السماء كالواحد القليل

"Bumi dinisbatkan kepada langit adalah seperti kerikil di tengah padang sahara. Meskipun bumi berbilang jumlahnya (yaitu 7 lapis - Pent.) dan besar, namun bila dinisbatkan kepada langit seperti benda kecil saja." 
[Badaai'ul-Fawaaid, hal. 201]

Di lain tempat beliau rahimahullah menjelaskan :

ولهذا لما كانت السماء محيطة بالأرض كانت عالية عليها ولما كان الكرسي محيطا بالسماوات كان عاليا عليها ولما كان العرش محيطا بالكرسي كان عاليا

"Oleh karena itu, dikarenakan langit melingkupi/meliputi bumi, maka langit berada di atas bumi. Dikarenakan kursi melingkupi langit-langit, maka kursi berada di atas langit. Dan dikarenakan 'arsy melingkupi kursi, maka ia berada di atas kursi." 
[Ash-Shawaaiqul-Mursalah, 4/1308]

Perkataan Al Hafizh Ibnul-Qayyim ini sama seperti penjelasan Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah dalam kitab Dar'ut-Ta'aarudh, 6/336-337.

Yang melingkupi tentu lebih besar daripada yang dilingkupi. Langit lebih besar daripada bumi, kursi lebih besar daripada langit, dan 'arsy lebih besar daripada kursi.

Al Hafizh Ibnul-Qayyim rahimahullah mengatakan demikian tentu bukan karena hasil riset NASA atau LAPAN, akan tetapi istiqra' terhadap dalil-dalil yang ada. 

Allah ta'ala berfirman :

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ 

"Kursi Allah meliputi langit dan bumi." 
[QS. Al-Baqarah : 255]

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ما السماوات السبع في الكرسي إلا كحلقة بأرض فلاة وفضل العرش على الكرسي كفضل تلك الفلاة على تلك الحلقة

"Tidaklah langit yang tujuh dibandingkan kursi melainkan hanya seperti sebuah cincin di padang pasir yang luas. Dan besarnya 'arsy dibandingkan kursi seperti besarnya padang pasir tersebut terhadap cincin." 
[Silsilah Ash-Shahiihah no. 109]

Nabi shallalaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh Ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian."

'Aliy Al-Qaariy rahimahullah mengatakan : "Dinisbatkannya kepada langit karena ia lebih luas dan lebih besar daripada bumi, atau dikarenakan ketinggiannya...." 
[http://bit.ly/3cjyAQ3]

Ketika Allah ta'ala berfirman :

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ

"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?" 
[QS. Al-Mulk : 16]

langit - yang Allah ta'ala berada di atasnya - tentu lebih besar daripada bumi.

Lalu,...... 

Allah mengisi langit dengan bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak sebagaimana firman-Nya :

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ 

"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang." 
[QS. Al-Mulk : 5]

Jika kita menggunakan teropong, maka bintang yang terlihat akan semakin banyak. Bukan hanya bintang yang ada di langit, akan tetapi juga matahari, bulan, asteroid, planet, komet, dan yang lainnya.

Lantas, bagaimana proses terjadinya kiamat dimana bintang dan matahari ke bumi yang 'kecil' ?. Bagaimana bidang permukaan bumi yang kecil bisa menjadi wadah tampungan semua benda langit yang berjatuhan ?. Wallaahu a'lam, saya tidak tahu. Yang jelas, kiamat adalah peristiwa yang sangat dahsyat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tak bisa disamakan (persis) dengan apapun yang terjadi sekarang.

Kita tidak diperintahkan untuk menalar secara scientific setiap yang dikabarkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Terbelahnya bulan tak bisa dinalar dengan sains. Tanda-tanda menjelang kiamat tentang datangnya Dajjaal yang dapat menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, dan menghidupkan orang mati; tak bisa dinalar oleh sains. Ya'juj dan Ma'juj yang populasinya amat sangat banyak, dimanakah sekarang ? Tak usah berspekulasi dengan teori ini itu sembunyi/terkurung di gunung anu dan anu (yang sebenarnya kalau jujur, nggak logis juga, karena dipaksakan). Tak seperti sebagian Flatters, semua dalil harus masuk logika akal mereka.

والله أعلم



Tidak ada komentar:

Posting Komentar