Sabtu, 13 Juni 2020

KEUTAMAAN MENGURUS MAYIT / JENAZAH

Diriwayatkan oleh Imam Abu Bakr Al-Baihaqiy rahimahullah :

أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ الْجَبَّارِ السُّكَّرِيُّ بِبَغْدَادَ، أنبأ إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ، ثنا عَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ التَّرْقُفِيُّ، ثنا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمُقْرِئُ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ، حَدَّثَنِي شُرَحْبِيلُ بْنُ شَرِيكٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ اللَّخْمِيِّ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا رَافِعٍ يُحَدِّثُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ” مَنْ غَسَّلَ مُسْلِمًا فَكَتَمَ عَلَيْهِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ أَرْبَعِينَ مَرَّةً، وَمَنْ حَفَرَ لَهُ فَأَجَنَّهُ أَجْرَى عَلَيْهِ كَأَجْرِ مَسْكَنٍ أَسْكَنَهُ إِيَّاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ كَفَّنَهُ كَسَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ سُنْدُسِ وَإِسْتَبْرَقِ الْجَنَّةِ

Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Muhammad ‘Abdullah bin Yahya bin ‘Abdil Jabbaar As-Sukkariy -di Baghdaad-; Telah memberitakan Ismaa’iil bin Muhammad Ash-Shaffaar; Telah menceritakan kepada kami ‘Abbaas bin ‘Abdillaah At-Tarqufiy; Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Abdirrahman Al-Muqri’; Telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abu Ayyuub; Telah menceritakan kepadaku Syurahbiil bin Syariik, dari ‘Aliy bin Rabaah Al-Lakhmiy, ia berkata; Aku mendengar Abu Raafi’ -radhiyallaahu ‘anhu- menceritakan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Barangsiapa memandikan mayit lalu menyembunyikan aib-aibnya, Allah akan mengampuninya dengan 40 kali ampunan. Dan barangsiapa menggali (kubur) untuknya maka akan diberikan pahala untuknya seperti pahala orang yang memberikan tempat tinggal hingga hari kiamat. Dan barangsiapa yang mengkafani mayit, Allah akan mengkafaninya dengan sutra halus dan tebal dari surga di hari kiamat nanti.”
[Sunan Al-Kubraa 3/394; Sunan Ash-Shaghiir no. 1057]

Keterangan hadits :

Imam Al-Baihaqiy juga mengeluarkannya dalam beberapa tempat dalam kitabnya, Ma’rifatus Sunan wal Atsaar no. 2073; Syu’abul Iimaan no. 9265; Al-Aadaab no. 371.

Dan diriwayatkan pula oleh Al-Haakim (Al-Mustadrak 1/354, 1/362); Ath-Thabaraaniy (Mu’jam Al-Kabiir no. 929); Abu Nu’aim Al-Ashbahaaniy (Ma’rifatush Shahaabah no. 6823).

Hadits ini sanadnya hasan. Al-Haafizh Adz-Dzahabiy rahimahullah mengomentarinya :

إسناده جيد، من جزء ترقفي

“Isnadnya jayyid, berasal dari juz (milik) At-Tarqufiy.”
[Al-Muhadzdzab fiy Ikhtishaar Sunan Al-Kubraa 3/1327]

Dan Al-Imam Al-Haakim menshahihkannya (dan disepakati Adz-Dzahabiy), ia berkata :

هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ

“Hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, namun keduanya tidak mengeluarkannya.”

Syaikh Al-Albaaniy dalam ta’liiqnya terhadap At-Targhiib wa At-Tarhiib no. 3492 berkata, “Shahiih,” begitu pula dalam Ahkaamul Janaa’iz hal. 69.

Faedah hadits :

Pahala besar ini akan didapatkan oleh setiap orang muslim yang melakukan hal tersebut dengan disertai dua syarat, Syaikh Al-Albani rahimahullah menjelaskan kedua syarat tersebut beliau berkata :

ولمن تولى غسله أجر عظيم بشرطين اثنين :

الاول : أن يستر عليه ، ولا يحدث بما قد يرى من المكروه ، لقوله صلى الله عليه وسلم : ” من غسل مسلما فكتم عليه غفر له الله أربعين مرة ،ومن حفر له فأجنه أجري عليه كأجر مسكن أسكنه إياه إلى يوم القيامة،ومن كفنه كساه الله يوم القيامة من سندس واستبرق الجنة “.أحرجه الحاكم ( 1 / 354 ، 362 ) والبيهقي ( 3 / 395 ) من حديث أبي رافع رضي الله عنه ، وقال الحاكم :

” صحيح على شرط مسلم ” . ووافقه الذهبي ، وهو كما قالا . وقد رواه الطبراني في ” الكبير ” بلفظ : ” أربعين كبيرة ” .

وقال المنذري ( 4 / 171 ) وتبعه الهيثمي ( 3 / 21 ) : ” رواته محتج بهم في الصحيح ” . وقال الحافظ ابن حجر في ” الدراية ” ( 1 40 ) : ” إسناده قوي ” .

الثاني : أن يبتغي بذلك وجه الله ، لا يريد به جزاء ولا شكورا ولا شيئا من أمور الدنيا ، لما تقرر في الشرع أن الله تبارك وتعالى لا يقبل من العبادات إلا ماكان خالصا لوجهه الكريم ، والادلة على ذلك من الكتاب والسنة كثيرة جدا

“Bagi orang yang bertugas memandikan ia akan mendapatkan pahala yang sangat besar dengan dua syarat :

1) Pertama : Ia hendaknya menyembunyikan aib jenazah, tidak menceritakan sesuatu yang tidak disukai yang terlihat pada jenazah, berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa Salaam : “Barangsiapa memandikan mayit lalu menyembunyikan aib-aibnya, Allah akan mengampuninya dengan 40 kali ampunan. Dan barangsiapa menggali (kubur) untuknya maka akan diberikan pahala untuknya seperti pahala orang yang memberikan tempat tinggal hingga hari kiamat. Dan barangsiapa yang mengkafani mayit, Allah akan mengkafaninya dengan sutra halus dan bludru dari surga di hari kiamat nanti.”

Diriwayatkan oleh Hakim 1/354, 362; Baihaqi 3/395, dari haditsnya Abu Rafi’ Radhiyallahu anhu. Al Hakim berkata : ‘shahih atas syarat Muslim’. Lalu disetujui oleh Adz-Dzahabi dan demikian sebagaimana yang mereka katakan.

Telah diriwayatkan oleh Thabrani dalam “Al Kabiir” dengan lafazh : “40 dosa besar”. Al Mundziri (4/171) berkata, kemudian diikuti oleh Al Haitsami (3/21) : ‘Para perawinya adalah yang dijadikan hujjah dalam hadits shahih’. Al Hafizh dalam “Ad-Duriyyah : 1/40” berkata : ‘sanadnya kuat’”.

2). Yang kedua : Hendaknya ia melakukan hal tersebut karena mengharap wajah Allah bukan mengharap balasan, ucapan terimakasih, atau hal-hal keduniaan lainnya. Berdasarkan apa yang telah paten di dalam syariat bahwa Allah tiada pernah menerima ibadah kecuali yang dilakukan ikhlas karena-Nya. Dalil atas hal ini sangat beragam di dalam Al-Kitab maupun As-Sunnah.”

[Ahkamul Jana’iz Wa Bida’uha : 69]

Baarakallahu fiiykum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar