Selasa, 23 Juni 2020

JANGAN LEBIH DARI 3 KASUR (KAMAR TIDUR)

حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ سَرْحٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي أَبُو هَانِئٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ يَقُولُ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ فِرَاشٌ لِلرَّجُلِ وَفِرَاشٌ لِامْرَأَتِهِ وَالثَّالِثُ لِلضَّيْفِ وَالرَّابِعُ لِلشَّيْطَانِ

Telah menceritakan kepadaku Abu Ath Thaahir Ahmad bin 'Amru bin Sarh; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb; Telah menceritakan kepadaku Abu Haani; Bahwasannya dia mendengar Abu 'Abdurrahman berkata; Dari Jaabir bin 'Abdullah; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya :

"Satu kasur untuk seorang suami, satu kasur untuk istrinya, kasur ketiga untuk tamu, dan kasur keempat untuk setan."
(HR. Muslim no. 2084)

Syaikh Al-Qursyi rahimahullah mengatakan :

حدثنا أبي، حدثنا هشيم بن إسماعيل بن أبي خالد عن قيس بن أبي حازم قال:
ما من فراش يكون في بيت مفروشا لا ينام عليه أحد إلا نام عليه الشيطان…

“Tidak ada satu kasur pun yang tergelar di dalam suatu rumah yang tidak ditiduri oleh manusia, kecuali SETAN AKAN TIDUR DI ATAS KASUR ITU…”
(Akamul Marjan fi Ahkamil Jaan hal. 150)

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :

قَالَ الْعُلَمَاء : مَعْنَاهُ أَنَّ مَا زَادَ عَلَى الْحَاجَة فَاِتِّخَاذه إِنَّمَا هُوَ لِلْمُبَاهَاةِ وَالِاخْتِيَال وَالِالْتِهَاء بِزِينَةِ الدُّنْيَا ، وَمَا كَانَ بِهَذِهِ الصِّفَة فَهُوَ مَذْمُوم ، وَكُلّ مَذْمُوم يُضَاف إِلَى الشَّيْطَان ؛ لِأَنَّهُ يَرْتَضِيه ، وَيُوَسْوِس بِهِ ، وَيُحَسِّنهُ ، وَيُسَاعِد عَلَيْهِ . وَقِيلَ : إِنَّهُ عَلَى ظَاهِره ، وَأَنَّهُ إِذَا كَانَ لِغَيْرِ حَاجَة كَانَ لِلشَّيْطَانِ عَلَيْهِ مَبِيت وَمُقِيل ، كَمَا أَنَّهُ يَحْصُل لَهُ الْمَبِيت بِالْبَيْتِ الَّذِي لَا يَذْكُر اللَّهَ تَعَالَى صَاحِبُهُ عِنْد دُخُوله عِشَاء . وَأَمَّا تَعْدِيد الْفِرَاش لِلزَّوْجِ وَالزَّوْجَة فَلَا بَأْس بِهِ ؛ لِأَنَّهُ قَدْ يَحْتَاج كُلّ وَاحِد مِنْهُمَا إِلَى فِرَاش عِنْد الْمَرَض وَنَحْوه وَغَيْر ذَلِكَ

“Para ulama berkata : maknanya bahwa segala sesuatu yang dipakai berlebihan dari kebutuhan, maka itu termasuk pembanggaan diri dan pamer terhadap perhiasan dunia. Sifat-sifat ini adalah tercela, dan setiap hal yang tercela disandarkan kepada setan. Karena ia telah meridhainya (dunia), was-was dengannya, menghiasinya, dan memberikan pertolongan kepadanya. Dikatakan juga bahwa : maknanya adalah sebagaimana zhahirnya. Apabila tempat tidur tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan, maka diperuntukkan bagi setan untuk tidur malam dan tidur siang, sebagaimana setan juga mendapatkan tempat bermalam di rumah yang tidak disebutkan nama Allah ta’ala ketika pemiliknya masuk waktu ‘isya’. Adapun kepemilikan tempat tidur bagi suami dan istri tidaklah mengapa, karena kadangkala masing-masing membutuhkannya ketika sakit dan yang semisalnya” 
(Syarh Shahiih Muslim, 7/167)

Tidakkah kita sekarang banyak melihat rumah-rumah besar yang tidak mesti sepekan sekali pemiliknya dapat mengunjungi ruangan yang ada di dalamnya ?. Mereka membangunnya untuk kepuasan hati, kebanggaan diri, dan gengsi. Ketiganya tidak lah pernah bertepi jika dituruti, kecuali si empunya mati.

Maka dari itu, janganlah meninggalkan sesuatupun di rumah kita sebagai tempat nyaman bagi setan tinggal.

Allahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar