Jumat, 29 Mei 2020

Orang yang Kuat

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yuusuf; Telah mengabarkan kepada kami Maalik dari Ibnu Syihaab dari Sa'iid bin Musayyib dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah."
(Shahih Bukhari no. 6114)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لِقُتَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيِّ عَنْ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَعُدُّونَ الرَّقُوبَ فِيكُمْ قَالَ قُلْنَا الَّذِي لَا يُولَدُ لَهُ قَالَ لَيْسَ ذَاكَ بِالرَّقُوبِ وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ يُقَدِّمْ مِنْ وَلَدِهِ شَيْئًا قَالَ فَمَا تَعُدُّونَ الصُّرَعَةَ فِيكُمْ قَالَ قُلْنَا الَّذِي لَا يَصْرَعُهُ الرِّجَالُ قَالَ لَيْسَ بِذَلِكَ وَلَكِنَّهُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'iid dan 'Utsmaan bin Abu Syaibah lafazh ini milik Qutaibah. Dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Jariir dari Al A'masy dari Ibraahiim At Taimiy dari Al Haarits bin Suwaid dari 'Abdullah bin Mas'uud dia berkata :

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: 'Menurut kalian, siapakah orang yang mandul itu? 'Abdullah bin Mas'uud berkata; 'Kami menjawab; 'Yaitu orang yang tidak mempunyai anak.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Bukan itu yang dimaksud dengan mandul. Tetapi yang dimaksud dengan mandul adalah orang yang tidak dapat memberikan apa-apa kepada anaknya.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya lagi: 'Siapakah orang yang kalian anggap paling kuat? 'Abdullah bin Mas'uud berkata; 'Kami menjawab; 'Yaitu orang yang tidak dapat dikalahkan oleh orang lain.'" Rasulullah berkata: 'Bukan itu yang dimaksud dengan orang yang paling kuat. Tetapi orang yang paling kuat adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika ia sedang marah."
(Shahih Muslim no. 2608)

Hadits ini mengandung ajakan menahan dan mengontrol emosi di saat marah. Orang yang kuat adalah orang yang bisa mengalahkan hawa nafsunya sendiri, karena terkadang orang tersebut mampu mengalahkan orang lain, namun terhadap dirinya sendiri betapa banyak orang yang tidak sanggup menahan hawa nafsunya. Orang yang sebenarnya mampu melampiaskan kemarahan, namun ia bersabar dan menahan dirinya dari kemarahan dalam rangka mendapatkan pahala dari Allah, Maka Allah Subhanaahu wa Ta’aalaa akan memberikan surga bagi siapa saja yang mampu menahan hawa nafsunya, sebagaimana Firman-Nya :

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى () فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”
(QS. An Naazi’aat : 40-41)

Oleh karena itu menahan amarah adalah suatu perbuatan terpuji yang menunjukkan pribadi yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dan akan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar