Senin, 17 Agustus 2020

Hukuman Untuk Orang Pendusta di Hari Kiamat

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي قَالَا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Telah menceritakan kepada kami Muusa bin Ismaa'iil; Telah menceritakan kepada kami Jariir; Telah menceritakan kepada kami Abu Rajaa`, dari Samurah bin Jundab radhiallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Aku tadi malam bermimpi ada dua orang yang membawaku, keduanya berkata; "Dan yang kamu lihat seseorang yang dirobek-robek mulutnya adalah seorang pendusta yang selalu berbicara dengan kedustaannya hingga dibawanya sampai ke ufuk (cakrawala) sana, dan ia selalu seperti itu hingga datang hari Kiamat."

(HR. Bukhari no. 6096)

…فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ ، وَإِذَا هُوَ يَأْتِى أَحَدَ شِقَّىْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ ، وَمَنْخِرَهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ – قَالَ وَرُبَّمَا قَالَ أَبُو رَجَاءٍ فَيَشُقُّ – قَالَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الآخَرِ ، فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بِالْجَانِبِ الأَوَّلِ ، فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ ، ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الأُولَى… 

…وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ ، وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ تَبْلُغُ الآفَاقَ… 

“…Kami (Nabi Muhammad dan dua malaikat yang membawanya) pun pergi, lantas kami mendapati seseorang yang terlentang. Di sampingnya ada orang lain yang berdiri sambil membawa semacam gancu yang terbuat dari besi. Lalu ia memegang salah satu sisi wajahnya dan merobek-robek sudut mulutnya hingga ke arah tengkuk. Ia juga merobek-robek hidungnya hingga ke arah tengkuknya, dan juga merobek-robek matanya hingga ke arah tengkuknya” -Kata Auf, terkadang Abu Rajaa’ menggunakan redaksi; yasyuqqu bukan yusyarsyiru– “kemudian penyiksa itu berpindah ke sisi wajah yang lain dan memperlakukan korbannya sebagaimana ia lakukan pada sisi wajah pertama. Belum selesai ia merobek-robek sisi wajah kedua, maka sisi wajah pertama sudah utuh kembali seperti semula. Setelah itu Penyiksa tersebut melakukan lagi apa yang ia lakukan pertama kali …”

“…(malaikat menjelaskan kepada Nabi Muhammad siapa orang yang disiksa tadi, katanya;) Adapun orang yang kamu dapati disiksa dengan dirobek-robek sudut mulutnya hingga tengkuknya, hidung hingga dagunya, dan matanya hingga tengkuknya, itu adalah seseorang yang pergi di pagi hari dari rumahnya, lalu ia berdusta, dan kedustaannya mencapai cakrawala…” 

(HR. Bukhari Juz. 23 hlm. 227)

Allahul musta'an



Tidak ada komentar:

Posting Komentar