Minggu, 07 Juni 2020

Ketika Mimpi Buruk

Berikut saya nukilkan adab seputar mimpi buruk.

Ringkasnya, apabila seseorang mengalami mimpi buruk atau mimpi yang dia tidak sukai maka hendaklah ia :

1. Meludah kecil ke arah kiri sebanyak 3 kali.
2. Meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan keburukan mimpinya sebanyak 3 kali.
3. Mengubah posisi tidurnya.
4. Berdiri kemudian melakukan shalat.
5. Tidak membicarakan mimpinya kepada orang lain.
6. Tidak menafsirkan mimpi dengan penafsiran negatif.

Adapun dalilnya adalah sebagai berikut :

1. Meludah kecil ke arah kiri sebanyak 3 kali.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَمَنْ رَأَى شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفِثْ عَنْ شِمَالِهِ ثَلَاثًا وَلْيَتَعَوَّذْ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَرَاءَى بِي

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair; Telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari 'Ubaidullah bin Abi Ja'far; Telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah, dari Abu Qataadah mengatakan, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : 

"Mimpi yang baik adalah berasal dari Allah, sedang mimpi yang buruk berasal dari setan, maka barangsiapa melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke samping kirinya sebanyak tiga kali, dan mintalah perlindungan dari setan, sesungguhnya mimpinya tersebut tidak akan membahayakannya, dan setan tidak mungkin bisa menyerupaiku."
[HR. Bukhari no. 6995]

Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan :

ولعل المراد بالجميع النفث وهو نفخ لطيف بلا ريق

"Yang dimaksud dengan (فَلْيَنْفُثْ) adalah meludah dengan nafas yang sedikit tanpa mengeluarkan ludah/air."
[Al Minhaj, 8/21, terbitan Darul Ma’rifah]

Beliau rahimahullah melanjutkan :

وأما قوله صلى الله عليه و سلم فإنها لا تضره معناه أن الله تعالى جعل هذا سببا لسلامته من مكروه يترتب عليها. كما جعل الصدقة وقاية للمال وسببا لدفع البلاء.

"Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ) maknanya adalah sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan hal ini (adalah meludah dengan nafas yang sedikit tanpa mengeluarkan ludah/air) sebagai sebab agar selamat dari hal yang dibenci yang akan mengikuti mimpi buruk tersebut. Hal ini sebagaimana Allah menjadikan shadaqah sebagai pelindung harta dan sebab diangkatnya bala bencana." 
[Idem]

قال القاضي : وأمر بالنفث ثلاثا طردا للشيطان الذي حضر رؤياه المكروهة تحقيرا له, واستقذارا. وخصت به اليسار؛ لأنها محل الأقذار والمكروهات ونحوها, واليمين ضدها.

Imam Al Qadhi rahimahullah mengatakan :
“Perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam agar meludah dengan nafas yang sedikit tanpa mengeluarkan ludah/air sebanyak tiga kali kepada setan yang hadir di dalam mimpi suatu hal yang dibenci merupakan bentuk penghinaan kepadanya dan menganggap kotor dan dikhususkan ke arah kiri. Karena arah kiri merupakan tempat yang kotor dan hal-hal yang dibenci serta lain sebagainya, kebalikan arah kanan.” 
[Idem]

2. Meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan keburukan mimpinya sebanyak 3 kali.

Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan dalam Fathul Baari [16/310] :
"Terdapat sebuah atsar yang shahih seputar tata cara ta’awwudz (meminta perlindungan) dari keburukan mimpi. Atsar ini dikeluarkan Sa’id bin Manshur, Ibnu Abu Syaibah, ‘Abdur Razzaq rahimahumullah dengan sanad-sanad yang shahih dari Ibrahim An Nakha’i, beliau rahimahullah mengatakan :

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ فِيْ مَنَامِهِ مِا يَكْرَهُ فَلْيَقُلْ إِذَا اسْتَيْقَظَ : أَعُوْذُ بِمَا عَاذَتْ بِهِ مَلَائِكَةُ اللهِ وَرَسُلُهُ مِنْ شَرِّ رُؤْيَايَ أَنْ تُصِيْبَنِيْ فِيْهَا مَا أَكْرَهُ فِيْ دِيْنِيْ وَ دُنْيَايَ

"Jika salah seorang dari kalian melihat dalam tidurnya sebuah mimpi yang dia benci/tidak suka maka hendaklah ketika dia terbangun/tersentak dia mengucapkan,

(أَعُوْذُ بِمَا عَاذَتْ بِهِ مَلَائِكَةُ اللهِ وَرَسُلُهُ مِنْ شَرِّ رُؤْيَايَ أَنْ تُصِيْبَنِيْ فِيْهَا مَا أَكْرَهُ فِيْ دِيْنِيْ وَ دُنْيَايَ)

“Aku berlindung kepada Dzat yang para malaikat Allah dan Rasul-Rasulnya berlindung kepada Nya dari keburukan mimpiku agar tidak menimpa pada diriku hal yang terlihat dalam mimpiku berupa keburukan pada urusan agamaku dan duniaku.” (HR. Abdur Razzaq dalam Mushannafnya no. 20359)

3. Mengubah posisi tidurnya.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ ثَلَاثًا وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'iid; Telah menceritakan kepada kami Laits; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Rumh; Telah mengabarkan kepada kami Al Laits, dari Abu Az Zubair, dari Jaabir, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda : 

“Apabila salah seorang dari kalian bermimpi buruk atau dia benci maka hendaklah ia meludah kecil ke arah kirinya sebanyak 3 kali dan memohon berlindungan kepada Allah (berta’awwudz) dari setan sebanyak 3 kali dan mengubah posisi tidurnya sebelumnya.” 
[HR. Muslim no. 2262]

4. Berdiri dan melakukan shalat 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عُمَرَ الْمَكِّيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنْ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu 'Umar Al Makkiy; Telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahhaab Ats Tsaqafiy, dari Ayyuub As Sakhtiyaaniy, dari Muhammad bin Siiriin, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

“Jika telah dekat zamannya (kiamat), hampir-hampir mimpi seorang muslim itu didustakan. Yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang muslim merupakan satu dari 45 bagian tanda kenabian. Mimpi ada tiga jenis, [1] mimpi yang benar merupakan kabar gembira dari Allah, [2] mimpi yang membuat sedih berasal dari setan, [3] mimpi yang di dalamnya seseorang menceritakan dirinya sendiri. Jika salah seorang dari kalian melihat dalam mimpinya hal yang dia benci maka hendaklah dia berdiri untuk mengerjakan shalat dan janganlah dia menceritakannya kepada orang lain.”
[HR. Muslim no. 2263]

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدِ اللَّهِ السَّلِيمِيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرُّؤْيَا ثَلَاثٌ فَرُؤْيَا حَقٌّ وَرُؤْيَا يُحَدِّثُ بِهَا الرَّجُلُ نَفْسَهُ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنْ الشَّيْطَانِ فَمَنْ رَأَى مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَكَانَ يَقُولُ يُعْجِبُنِي الْقَيْدُ وَأَكْرَهُ الْغُلَّ الْقَيْدُ ثَبَاتٌ فِي الدِّينِ وَكَانَ يَقُولُ مَنْ رَآنِي فَإِنِّي أَنَا هُوَ فَإِنَّهُ لَيْسَ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَتَمَثَّلَ بِي وَكَانَ يَقُولُ لَا تُقَصُّ الرُّؤْيَا إِلَّا عَلَى عَالِمٍ أَوْ نَاصِحٍ
وَفِي الْبَاب عَنْ أَنَسٍ وَأَبِي بَكْرَةَ وَأُمِّ الْعَلَاءِ وَابْنِ عُمَرَ وَعَائِشَةَ وَأَبِي مُوسَى وَجَابِرٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abu 'Ubaidillah As Saliimiy Al Bashriy; Telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Zurai'; Telah menceritakan kepada kami Sa'iid, dari Qataadah, dari Muhammad bin Siiriin, dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda : 

"Mimpi itu ada tiga; mimpi yang benar, mimpi yang dibisikkan oleh jiwa seseorang, dan mimpi dari kesedihan yang dibuat setan, bila salah seorang dari kalian bermimpi sesuatu yang tidak ia suka, hendaklah bangun lalu shalat." 

Beliau bersabda: "Aku suka mimpi diikat tali dan aku tidak suka bermimpi kedua tanganku terikat ditengkuk, sebab terikat tali itu maknanya teguh dalam agama." Beliau bersabda: "Barangsiapa bermimpi melihatku berarti ia benar-benar melihatku karena sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku." Beliau bersabda: "Jangan menceritakan mimpi kecuali kepada orang 'alim atau penasehat." 

Dalam hal ini ada hadits serupa dari Anas, Abu Bakrah, Ummu Al 'Alaa`, Ibnu 'Umar, 'Aisyah, Abu Muusa, Jaabir, Abu Sa'iid, Ibnu 'Abbaas, 'Abdullah bin 'Amru. Berkata Abu 'Iisa: Hadits ini hasan shahih.
[HR. Tirmidzi no. 2280]

5. Tidak membicarakan mimpi buruknya kepada orang lain.

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي حَازِمٍ وَالدَّرَاوَرْدِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُسَامَةَ بْنِ الْهَادِ اللَّيْثِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خَبَّابٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ الرُّؤْيَا يُحِبُّهَا فَإِنَّهَا مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ عَلَيْهَا وَلْيُحَدِّثْ بِهَا وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَكْرَهُ فَإِنَّمَا هِيَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا وَلَا يَذْكُرْهَا لِأَحَدٍ فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ

Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Hamzah; Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Haazim dan Daraawardiy, dari Yaziid bin 'Abdullah bin Usaamah bin Haadi Al Laitsiy, dari 'Abdullah bin Khabbaab, dari Abu Sa'iid Al Khudriy, bahwasanya ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

“Jika salah seorang dari kalian melihat dalam mimpinya sesuatu yang dia sukai maka sesungguhnya hal itu dari Allah. Maka hendaklah dia memuji Allah atasnya, kemudian hendaklah dia menceritakannya. Dan apabila dia melihat dalam mimpinya suatu yang dia tidak sukai/benci maka hal itu dari setan dan hendaklah dia memohon perlindungan dari keburukannya dan janganlah dia menceritakannya kepada seorangpun karena hal itu tidak akan membahayakannya”
[HR. Bukhari no. 7045]

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ وَهُوَ يَخْطُبُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْتُ الْبَارِحَةَ فِيمَا يَرَى النَّائِمُ كَأَنَّ عُنُقِي ضُرِبَتْ وَسَقَطَ رَأْسِي فَاتَّبَعْتُهُ فَأَخَذْتُهُ فَأَعَدْتُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا لَعِبَ الشَّيْطَانُ بِأَحَدِكُمْ فِي مَنَامِهِ فَلَا يُحَدِّثَنَّ بِهِ النَّاسَ

Telah menceritakan kepada kami 'Aliy bin Muhammad; Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'aawiyah, dari Al A'masy, dari Abu Sufyaan, dari Jaabir dia berkata :

"Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang berkhutbah, laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, tadi malam aku bermimpi leherku dipenggal sehingga kepalaku pun terlepas, lalu aku mencarinya, ketika kudapatkan kepala tersebut aku pasang kembali ke tempatnya semula." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: 
"Apabila setan mempermainkan seseorang di antara kalian dalam tidurnya, maka hendaknya ia tidak menceritakannya kepada orang-orang."
[HR. Ibnu Majah no. 3912]

6. Tidak menafsirkan mimpi dengan penafsiran negatif.

Rasulullah menjelaskan bahwa mimpi-mimpi itu tidak akan terjadi kecuali setelah ditafsirkan. Karenanya, kalaupun terpaksa menafsirkan mimpi, maka tafsirkanlah dengan hal-hal yang baik atau positif.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ يَعْلَى بْنِ عَطَاءٍ عَنْ وَكِيعِ بْنِ عُدُسٍ الْعُقَيْلِيِّ عَنْ عَمِّهِ أَبِي رَزِينٍ
أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ الرُّؤْيَا عَلَى رِجْلِ طَائِرٍ مَا لَمْ تُعْبَرْ فَإِذَا عُبِرَتْ وَقَعَتْ قَالَ وَالرُّؤْيَا جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ قَالَ وَأَحْسِبُهُ قَالَ لَا يَقُصُّهَا إِلَّا عَلَى وَادٍّ أَوْ ذِي رَأْيٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar; Telah menceritakan kepada kami Husyaim, dari Ya'la bin 'Athaa`, dari Wakii' bin 'Udus Al 'Uqailiy, dari Pamannya Abu Raziin, bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

“Mimpi itu berada di kaki burung (mengambang) selama tidak dita’birkan/ditafsirkan, jika dita’birkan bisa jadi mimpi itu akan terjadi.” 

Beliau menambahkan: "Mimpi adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian." Abu Raziin berkata, "Menurutku beliau juga mengatakan: "Janganlah seseorang menceritakannya kecuali kepada orang yang dicintainya atau orang yang mengerti."
[HR. Ibnu Majah no. 3914]

Jika ingin menafsirkan mimpi (bukan mimpi buruk) maka bertanyalah kepada orang 'alim (ustadz/ulama).

 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ لَا تَقُصُّوا الرُّؤْيَا إِلَّا عَلَى عَالِمٍ أَوْ نَاصِحٍ

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin 'Abdullah; Telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Zurai'; Telah menceritakan kepada kami Sa'iid, dari Qataadah, dari Ibnu Siiriin, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : 

"Janganlah kalian menceritakan mimpi kecuali kepada orang yang berilmu atau orang yang dapat memberikan nasehat."
[HR. Darimi no. 2193]

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ كَاسِبٍ الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ مُنْصَرَفَهُ مِنْ أُحُدٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ ظُلَّةً تَنْطُفُ سَمْنًا وَعَسَلًا وَرَأَيْتُ النَّاسَ يَتَكَفَّفُونَ مِنْهَا فَالْمُسْتَكْثِرُ وَالْمُسْتَقِلُّ وَرَأَيْتُ سَبَبًا وَاصِلًا إِلَى السَّمَاءِ رَأَيْتُكَ أَخَذْتَ بِهِ فَعَلَوْتَ بِهِ ثُمَّ أَخَذَ بِهِ رَجُلٌ بَعْدَكَ فَعَلَا بِهِ ثُمَّ أَخَذَ بِهِ رَجُلٌ بَعْدَهُ فَعَلَا بِهِ ثُمَّ أَخَذَ بِهِ رَجُلٌ بَعْدَهُ فَانْقَطَعَ بِهِ ثُمَّ وُصِلَ لَهُ فَعَلَا بِهِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ دَعْنِي أَعْبُرُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ اعْبُرْهَا قَالَ أَمَّا الظُّلَّةُ فَالْإِسْلَامُ وَأَمَّا مَا يَنْطُفُ مِنْهَا مِنْ الْعَسَلِ وَالسَّمْنِ فَهُوَ الْقُرْآنُ حَلَاوَتُهُ وَلِينُهُ وَأَمَّا مَا يَتَكَفَّفُ مِنْهُ النَّاسُ فَالْآخِذُ مِنْ الْقُرْآنِ كَثِيرًا وَقَلِيلًا وَأَمَّا السَّبَبُ الْوَاصِلُ إِلَى السَّمَاءِ فَمَا أَنْتَ عَلَيْهِ مِنْ الْحَقِّ أَخَذْتَ بِهِ فَعَلَا بِكَ ثُمَّ يَأْخُذُهُ رَجُلٌ مِنْ بَعْدِكَ فَيَعْلُو بِهِ ثُمَّ آخَرُ فَيَعْلُو بِهِ ثُمَّ آخَرُ فَيَنْقَطِعُ بِهِ ثُمَّ يُوَصَّلُ لَهُ فَيَعْلُو بِهِ قَالَ أَصَبْتَ بَعْضًا وَأَخْطَأْتَ بَعْضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَقْسَمْتُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَتُخْبِرَنِّي بِالَّذِي أَصَبْتُ مِنْ الَّذِي أَخْطَأْتُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُقْسِمْ يَا أَبَا بَكْرٍ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَجُلًا أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْتُ ظُلَّةً بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ تَنْطِفُ سَمْنًا وَعَسَلًا فَذَكَرَ الْحَدِيثَ نَحْوَهُ

Telah menceritakan kepada kami Ya'quub bin Humaid bin Kaasib Al Madaniy; Telah menceritakan kepada kami Sufyaan bin 'Uyainah, dari Az Zuhriy, dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah, dari Ibnu 'Abbaas dia berkata :

"Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau kembali dari perang Uhud, laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, aku bermimpi melihat awan menaungi dan menurunkan hujan minyak samin dan madu. Aku juga melihat orang-orang menadahinya dengan kedua telapak tangan mereka, maka ada yang mendapat banyak dan ada pula yang mendapat sedikit. Aku juga melihat tangga yang menghubungkan ke langit, kulihat anda menaikinya sampai ke atas. Kemudian ada seorang laki-laki menaikinya setelah anda, sehingga ia sampai ke atas. Lalu seorang laki-laki setelahnya pun turut menaikinya namun terputus dan diperbaiki untuknya sehingga ia pun sampai ka atas." 

Abu Bakar berkata, "Izinkanlah aku untuk menta'birkannya, wahai Rasulullah." Beliau menjawab: "Ta'birkanlah." Abu Bakar berkata, "Adapun awan itu adalah Islam, sedangkan hujan minyak samin dan madu yang turun darinya adalah Al Quran dengan kenikmatan dan kelembutannya. Adapun yang ditadahi oleh orang-orang dengan kedua telapak tangan mereka adalah orang-orang yang mengambil Al Quran, ada yang mendapat banyak dan ada pula yang mendapat sedikit. Sedangkan tangga yang sampai ke langit adalah kebenaran yang ada pada dirimu, dan kamu mempertahankannya sehingga kamu dapat mencapai kemuliaan. Setelah itu seorang laki-laki setelahmu juga mempertahankannya dan membuat dirinya juga mulia. Setelah itu datang laki-laki lain dan ia juga mendapatkan kemuliaan dengannya, dan yang lain ada yang terputus, namun disambungkan lagi untuknya sehingga dengannya ia juga mendapatkan kemuliaan." 

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Apa yang kamu ta'birkan itu sebagiannya benar, dan sebagiannya lagi ada yang keliru." Abu Bakar berkata, "Aku bersumpah atas namamu wahai Rasulullah, sekiranya anda berkenan untuk memberitahukan sebagian yang benar dan sebagian yang keliru kepadaku." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Bakar, janganlah kamu bersumpah dengan urusan seperti ini." 

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya; Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrazzaaq; Telah memberitakan kepada kami Ma'mar, dari Az Zuhriy, dari 'Ubaidullah, dari Ibnu 'Abbaas dia berkata; Abu Hurairah pernah bercerita bahwa seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, saya pernah bermimpi melihat naungan awan yang berada antara langit dan bumi, ia menurunkan minyak samin dan madu…kemudian dia menyebutkan hadits seperti di atas."
[HR. Ibnu Majah no. 3918]

Mudah-mudahan bermanfaat berbuah ilmu dan amal. Aamiin.

Allahu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar