Kamis, 11 Juni 2020

Makanlah dengan Secukupnya

حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ حَدَّثَنِي أَبُو سَلَمَةَ الْحِمْصِيُّ وَحَبِيبُ بْنُ صَالِحٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ جَابِرٍ الطَّائِيِّ عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ نَحْوَهُ و قَالَ الْمِقْدَامُ بْنُ مَعْدِي كَرِبَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Nashr; Telah mengkhabarkan kepada kami 'Abdullah bin Al Mubaarak; Telah mengkhabarkan kepada kami Isma'iil bin 'Ayyaasy; Telah menceritakan kepadaku Abu Salamah Al Himshiy dan Habiib bin Shaalih, dari Yahya bin Jaabir Ath Tha`iy, dari Miqdaam bin Ma'diykarib berkata; Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda :

"Manusia tidak memenuhi wadah yang buruk melebihi perut, cukup bagi manusia beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya, bila tidak bisa maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga untuk nafasnya."

Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin 'Arafah telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy sepertinya dan berkata Al Miqdam bin Ma'dikarib dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam namun didalamnya ia tidak menyebut: Aku mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam. Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.
(HR. Tirmidzi no. 2380)

Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata :

وما جاء من النهي عنه محمول على الشبع الذي يثقل المعدة ويثبط صاحبه عن القيام للعبادة ويفضي إلى البطر والأشر والنوم والكسل وقد تنتهي كراهته إلى التحريم بحسب ما يترتب عليه من المفسدة

“Larangan kekenyangan dimaksudkan pada kekenyangan yang membuat penuh perut dan membuat orangnya berat untuk melaksanakan ibadah dan membuat angkuh, bernafsu, banyak tidur dan malas. Bisa jadi hukumnya berubah dari makruh menjadi haram sesuai dengan dampak buruk yang ditimbulkan (misalnya membahayakan kesehatan, pent).”
(Fathul Bari 9/528, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, syamilah)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

ولا بأس بالشبع أحياناً لكن الذي قال النبي صلى الله عليه وسلم فيه ما ملأ ابن آدم وعاءً شر من البطن يريد إذا كان في جميع أكلاته يملأ بطنه وأما إذا شبع أحياناً وملأ بطنه أحياناً فلا بأس

“Tidak mengapa kadang-kadang kekenyangan, akan tetapi yang dimaksud perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut’. Maksudnya adalah jika semua makanan memenuhi perutnya. Adapun jika kekenyangan sekali-kali dan memenuhi perutnya maka tidak mengapa.”
(Fatwa Nurun ‘alad darb)

Allahu a'lam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar