Jumat, 05 Juni 2020

Larangan Melihat atau Mengintip Isi Rumah Orang Lain Tanpa Izin

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat."
(QS. An Nur : 27)

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menegaskan, alasan diharuskannya meminta izin adalah karena dikhawatirkan orang yang masuk akan melihat aurat orang yang berada di dalam rumah tersebut.

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ طَلْحَةَ عَنْ هُزَيْلٍ قَالَ
جَاءَ رَجُلٌ قَالَ عُثْمَانُ سَعْدٌ فَوَقَفَ عَلَى بَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُ فَقَامَ عَلَى الْبَابِ قَالَ عُثْمَانُ مُسْتَقْبِلَ الْبَابِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَكَذَا عَنْكَ أَوْ هَكَذَا فَإِنَّمَا الِاسْتِئْذَانُ مِنْ النَّظَرِ
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الْحَفَرِيُّ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ عَنْ رَجُلٍ عَنْ سَعْدٍ نَحْوَهُ عَنْ النَّبِيِّ

Telah menceritakan kepada kami 'Utsmaan bin Abu Syaibah berkata; Telah menceritakan kepada kami Jariir. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah berkata; Telah menceritakan kepada kami Hafsh dari Al A'masy dari Thalhah dari Huzail ia berkata,

"Seorang laki-laki datang - Sa'd berkata; - dan berhenti di depan pintu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk minta izin masuk, maka ia pun berdiri di depan pintu -'Utsmaan menyebutkan; menghadap ke arah pintu-. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Jauhilah olehmu seperti ini (berdiri di depan pintu). Atau beliau mengatakan:
"Seperti ini jangan kamu lakukan, hanyasanya diperintahkan untuk izin karena menjaga dari pandangan."

Telah menceritakan kepada kami Haaruun bin 'Abdullah berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Daawud Al Hafariy dari Sufyaan dari Al A'masy dari Thalhah bin Musharrif dari seorang laki-laki dari Sa'd seperti itu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."
(HR. Abu Daud no. 5174-5175)

Bolehnya Menusuk Mata Orang yang Mengintip ke dalam Rumah

حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلًا اطَّلَعَ مِنْ حُجْرٍ فِي بَعْضِ حُجَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ إِلَيْهِ بِمِشْقَصٍ أَوْ بِمَشَاقِصَ وَجَعَلَ يَخْتِلُهُ لِيَطْعُنَهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'maan; Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Zaid dari 'Ubaidullah bin Abu Bakar bin Anas dari Anas radhiallahu 'anhu berkata,

"Ada seseorang yang mengintip salah satu kamar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau menuju orang itu sambil membawa guntingnya dan beliau sembunyikan untuk ditusukkannya."
(HR. Bukhari no. 6900)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ السَّاعِدِيَّ أَخْبَرَهُ
أَنَّ رَجُلًا اطَّلَعَ فِي جُحْرٍ فِي بَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِدْرًى يَحُكُّ بِهِ رَأْسَهُ فَلَمَّا رَآهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَعْلَمُ أَنَّكَ تَنْتَظِرُنِي لَطَعَنْتُ بِهِ فِي عَيْنَيْكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا جُعِلَ الْإِذْنُ مِنْ قِبَلِ الْبَصَرِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'iid; Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Ibnu Syihaab, Sahal bin Sa'd As Saa'idiy mengabarkannya,

"Ada seseorang yang mengintip melalui lubang pintu kamar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu beliau tengah menyisir kepalanya, ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam melihatnya, beliau bersabda: "Kalaulah aku tahu bahwa engkau mengintip, niscaya sisir itu kutusukkan pada kedua matamu, " lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda; "Hanyasanya ijin demi pandangan."
(HR. Bukhari no. 6901)

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ أَنَّ امْرَأً اطَّلَعَ عَلَيْكَ بِغَيْرِ إِذْنٍ فَخَذَفْتَهُ بِعَصَاةٍ فَفَقَأْتَ عَيْنَهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ جُنَاحٌ

Telah menceritakan kepada kami 'Aliy bin 'Abdullah; Telah menceritakan kepada kami Sufyaan; Telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanaad dari Al A'raj dari Abu Hurairah mengatakan, Abul Qaasim Shallallahu'alaihi wasallam bersabda :

"Jika seseorang mengintipmu tanpa seijinmu, lantas engkau tusuk dengan tongkat sehingga matanya buta, maka tak ada diyat atasmu."
(HR. Bukhari no. 6902)

Perintah Menutup Rumah

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَشَفَ سِتْرًا فَأَدْخَلَ بَصَرَهُ فِي الْبَيْتِ قَبْلَ أَنْ يُؤْذَنَ لَهُ فَرَأَى عَوْرَةَ أَهْلِهِ فَقَدْ أَتَى حَدًّا لَا يَحِلُّ لَهُ أَنْ يَأْتِيَهُ لَوْ أَنَّهُ حِينَ أَدْخَلَ بَصَرَهُ اسْتَقْبَلَهُ رَجُلٌ فَفَقَأَ عَيْنَيْهِ مَا عَيَّرْتُ عَلَيْهِ وَإِنْ مَرَّ الرَّجُلُ عَلَى بَابٍ لَا سِتْرَ لَهُ غَيْرِ مُغْلَقٍ فَنَظَرَ فَلَا خَطِيئَةَ عَلَيْهِ إِنَّمَا الْخَطِيئَةُ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ
وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي أُمَامَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِثْلَ هَذَا إِلَّا مِنْ حَدِيثِ ابْنِ لَهِيعَةَ وَأَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيُّ اسْمُهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahii'ah dari 'Ubaidullah bin Abu Ja'far dari Abu 'Abdurrahman Al Hubulliy dari Abu Dzarr ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Barangsiapa membuka tabir kemudian mengarahkan pandangannya ke dalam rumah sebelum diizinkan, lalu dia melihat aurat pemilik rumah, maka dia telah melakukan pelanggaran yang tidak halal dilakukan, seandainya ketika dia mengarahkan pandangannya ada seseorang yang menghadap kepadanya lalu mencolok kedua matanya, niscaya aku tidak menyalahkannya, namun jika seseorang melewati sebuah pintu yang tidak ada tabirnya dan tidak tertutup kemudian dia melihatnya, maka tidak ada kesalahan baginya, akan tetapi kesalahan ada pada penghuni rumah."

Dan dalam bab ini ada hadits dari Abu Hurairah dan Abu Umaamah. Abu 'Iisa berkata; Hadits ini gharib, kami tidak mengetahui hadits seperti ini kecuali dari hadits Ibnu Lahii'ah, sedangkan Abu 'Abdurrahman Al Hubulliy namanya adalah 'Abdullah bin Yaziid.
(HR. Tirmidzi no. 2707)

Baarakallahu fiiykum



Tidak ada komentar:

Posting Komentar