Jumat, 14 Agustus 2020

Keutamaan Tinggal di Kota Madinah dengan Situasi Apapun

و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مَوْلَى الْمَهْرِيِّ أَنَّهُ

جَاءَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ لَيَالِي الْحَرَّةِ فَاسْتَشَارَهُ فِي الْجَلَاءِ مِنْ الْمَدِينَةِ وَشَكَا إِلَيْهِ أَسْعَارَهَا وَكَثْرَةَ عِيَالِهِ وَأَخْبَرَهُ أَنْ لَا صَبْرَ لَهُ عَلَى جَهْدِ الْمَدِينَةِ وَلَأْوَائِهَا فَقَالَ لَهُ وَيْحَكَ لَا آمُرُكَ بِذَلِكَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوتَ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'iid; Telah menceritakan kepada kami Laits, dari Sa'iid bin Abu Sa'iid, dari Abu Sa'iid Maula Al Mahriy,

"Bahwa ia menjumpai Abu Sa'iid Al Khudriy pada malam-malam yang panas, dan meminta petunjuk dalam menghadapi kesulitan hidup di Madinah, juga mengadukan padanya tentang mahalnya biaya hidup dan banyaknya keluarga yang ditanggung, serta memberitahukan bahwa dia tidak mampu bersabar lagi menghadapi kesulitan hidup di Madinah. Lalu Abu Sa'iid Al Khudriy berkata kepada Abu Sa'iid (mantan budak Al Mahriy itu), "Sungguh rugi kamu, aku tidak menyuruhmu begitu. Seungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidaklah seseorang bersabar terhadap kesulitan hidup di Madinah lalu dia mati, melainkan aku akan menjadi penolongnya (atau saksinya) kelak pada hari kiamat, jika orang tersebut adalah seorang muslim.'"

(HR. Muslim no. 1374)

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ قَطَنِ بْنِ وَهْبِ بْنِ عُوَيْمِرِ بْنِ الْأَجْدَعِ عَنْ يُحَنَّسَ مَوْلَى الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ

أَنَّهُ كَانَ جَالِسًا عِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ فِي الْفِتْنَةِ فَأَتَتْهُ مَوْلَاةٌ لَهُ تُسَلِّمُ عَلَيْهِ فَقَالَتْ إِنِّي أَرَدْتُ الْخُرُوجَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ اشْتَدَّ عَلَيْنَا الزَّمَانُ فَقَالَ لَهَا عَبْدُ اللَّهِ اقْعُدِي لَكَاعِ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَائِهَا وَشِدَّتِهَا أَحَدٌ إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَهِيدًا أَوْ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya ia berkata; Saya telah membacakan kepada Maalik, dari Qathn bin Wahb bin 'Uwaimir bin Al Ajda', dari Yuhannas maula Az Zubair, ia telah mengabarkan kepadanya bahwasanya :

"Dia pernah duduk dekat 'Abdullah bin 'Umar pada masa kacau, lalu datang maulanya yang perempuan ke arahnya. Setelah memberi salam, perempuan itu berkata, "Aku ingin pergi dari kota ini, hai Abu 'Abdurrahman, karena keadaan terasa semakin sulit." 'Abdullah pun menjawab, "Bodoh kamu, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Siapa yang sabar menahan kesusahan dan kesulitan yang dideritanya di kota ini, maka aku akan menjadi saksi atau pembelanya kelak pada hari kiamat."

(HR. Muslim no. 1377)

و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَصْبِرُ عَلَى لَأْوَاءِ الْمَدِينَةِ وَشِدَّتِهَا أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَوْ شَهِيدًا

Dan Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyuub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr semuanya dari Isma'iil bin Ja'far, dari Al Alaa` bin 'Abdurrahman, dari Bapaknya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Tidaklah salah seorang dari umatku yang sanggup bersabar atas kesusahan dan kesulitan di kota Madinah ini, kecuali aku akan menjadi pembela atau saksi baginya kelak pada hari kiamat." 

(HR. Muslim no. 1378)

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :

قال العلماء وفي هذه الأحاديث المذكورة في الباب مع ما سبق وما بعدها دلالات ظاهرة على فضل سكنى المدينة والصبر على شدائدها وضيق العيش فيها وأن هذا الفضل باق مستمر إلى يوم القيامة

“Para Ulama menjelaskan bahwa hadits yang disebutkan (tentang kota Madinah) pada bab sebelumnya menunjukkan dalil yang jelas tentang keutamaan tinggal di kota Madinah dan bersabar atas ujian dan kesusahan hidup di kota Madinah. Keutamaan ini berlaku terus-menerus sampai hari kiamat.”

(Syarh Shahih Muslim, 9/151, Dar Ihya’ At-Turats, cet. Ke-2, 1392, syamilah)

Demikianlah kita diperintahkan bersabar untuk tinggal di Madinah. Bahkan jika ada yang meninggal di Kota Madinah baik karena sakit atau yang lain kemudian ia bersabar maka ia akan mendapat syafaat.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَمُتْ بِهَا فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ يَمُوتُ بِهَا

وَفِي الْبَاب عَنْ سُبَيْعَةَ بِنْتِ الْحَارِثِ الْأَسْلَمِيَّةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyaar; Telah menceritakan kepada kami Mu'aadz bin Hisyaam; Telah menceritakan kepadaku Ayahku, dari Ayyuub, dari Naafi', dari Ibnu 'Umar dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

“Barangsiapa yang ingin mati di Madinah, maka matilah disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafa’at bagi orang yang mati disana”. 

Dan dalam bab ini, ada juga riwayat dari Subai'ah binti Al Haarits Al Aslamiyyah. Abu 'Iisa berkata; "Hadits ini derajatnya shahih gharib melalui jalur ini, yaitu dari hadits Ayyuub As Sakhtiyaaniy." 

(HR. Tirmidzi no. 3917)

Imam Al-Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan :

(أن يموت بالمدينة) أي يقيم بها حتى يدركه الموت ثمت (فليمت بها) أي فليقم بها حتى يموت فهو حث على لزوم الإقامة بها

“Siapa yang bisa memilih mati di Madinah” maksudnya adalah tinggal di sana, sampai meninggal dunia di Madinah. Sehingga hadits ini berisi motivasi untuk menetap di Madinah."

Kemudian Imam Al-Mubarakfuri menukil keterangan Imam At-Tibbi :

أمر له بالموت بها وليس ذلك من استطاعته بل هو إلى الله تعالى لكنه أمر بلزومها والإقامة بها بحيث لا يفارقها فيكون ذلك سببا لأن يموت فيها

"Mati di Madinah, itu di luar kemampuan manusia. Akan tetapi itu kembali kepada Allah. Sehingga makna hadits ini adalah perintah untuk tinggal menetap di Madinah, berusaha tidak meninggalkan kota ini. Sehingga ini menjadi sebab untuk bisa mati di Madinah."

(Tuhfatul Ahwadzi, 10/286)

Imam Al-Munawi menukil keterangan Imam Asy-Syamhudi :

وفيه بشرى للساكن بها بالموت على الإسلام لاختصاص الشفاعة بالمسلمين ، وكفي بها مزية ، فكل من مات بها فهو مبشر بذلك

"Dalam hadits ini terdapat kabar gembira bagi orang yang tinggal di Madinah, mereka akan mati muslim. Karena syafaat hanya akan diberikan kepada kaum muslimin. Dan itu menjadi keistimewaan tersendiri. Karena setiap orang yang mati di Madinah, dia mendapat kabar gembira untuk itu."

(Faidhul Qadir, 6/70)

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar