Minggu, 19 Juli 2020

YAHUDI DAN NASHRANI YANG TIDAK BERIMAN SETELAH DIUTUSNYA RASULULLAH DIHUKUMI KAFIR

Oleh : Ustadz Abu Sa'id Neno Triyono

Imam Suyuthi rahimahullah dalam kitabnya “Al-Luma’ fii Asbaabi Wuruud Al-Hadits” (hal. 89-90, cet. Daarul Fikr) menyebutkan sebuah kisah yang melatarbelakangi sebuah hadits yang masyhur. Hal ini dalam ulumul hadits disebut dengan asbabul wurud. Beliau rahimahullah berkata : "diriwayatkan dalam kitab “Al-Afraad” karya Imam Daruquthni dari jalan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu'anhu :

يا رسول الله رأيت رجلا من النصاري متمسكا بالانجيل ورجلا من اليهود متمسكا بالتوراة يؤمن بالله ورسوله، ثم لم يتبعك قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " من سمع بي من يهودي أو نصراني ثم لم يتبعني فهو في النار "

“Wahai Rasulullah aku melihat seorang Nashrani yang berpegang dengan Injil dan seorang Yahudi yang berpegang dengan Taurat, mereka berdua beriman kepada Allah dan Nabinya masing-masing, namun tidak mau mengikutimu (maka bagaimana statusnya?, pent.). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Sallam menjawab :
“Barangsiapa yang mendengarku baik dari kalangan Yahudi atau Nashrani, kemudian mereka tidak mengikutiku, maka ia adalah penghuni neraka”.

Hadits di atas menjadi asbabul wurud bagi hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (no. 240) dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, tidaklah salah seorang pun dari umatku baik orang Yahudi dan tidak juga Nasrani yang pernah mendengarku, lalu mati dan tidak mau beriman terhadap apa yang aku diutus dengannya, melainkan ia termasuk sebagai penghuni neraka”.

Al-‘Alamah Prof. DR. Shaalih bin Fauzan dalam kitabnya “Syarah Masaail Al-Jahiliyyah” (hal. 28) berkata :

كل من لم يؤمن بالرسول محمد صلى الله عليه وسلم فهو كافر، سواء كان كتابياً أو غير كتابي؛ لأنه بعد بعثة الرسول صلى الله عليه وسلم لا يسع أحداً إلا أن يؤمن به، فمن لم يؤمن به فهو كافر، واليهود والنصارى لا يؤمنون بالرسول، فهم كفار

“Setiap orang yang tidak beriman kepada Rasul Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam maka ia adalah kafir, sama saja baik ahli kitab maupun bukan, karena setelah diutusnya Rasulullah tidak ada keluasaan bagi seorang pun melainkan harus mengimaninya, barangsiapa yang tidak beriman kepadanya maka ia kafir, orang Yahudi dan Nashrani yang tidak beriman kepada Rasul maka mereka adalah orang-orang kafir.” 

Na’am perkara seorang yang tidak mau mengimani Nabi Muhammad setelah diutusnya beliau dihukumi sebagai orang kafir adalah akidah basic, pengetahuan dasar yang seharusnya diketahui oleh seorang Muslim, namun sayang kita dapati ada beberapa kaum Muslimin yang masih ragu-ragu terhadap kekafiran mereka. Bahkan sekalipun si kafir yang beragama Yahudi dan Nashrani itu adalah orang yang baik dalam artian interaksinya dengan manusia, dermawan, berjiwa sosial dan kebaikan-kebaikan dalam hubungannya terhadap sesama manusia, tetap saja mereka kafir dan penghuni neraka yang kekal abadi, jika mereka tidak mau beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.  Imam Muslim dalam shahihnya meriwayatkan dari Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau berkata :

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنُ جُدْعَانَ كَانَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ يَصِلُ الرَّحِمَ وَيُطْعِمُ الْمِسْكِينَ فَهَلْ ذَاكَ نَافِعُهُ قَالَ « لاَ يَنْفَعُهُ إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا رَبِّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى يَوْمَ الدِّينِ »

“Wahai Rasulullah Ibnu Jud’aan pada masa Jahiliyyah senang menyambung tali silaturahmi dan memberi makan orang miskin, apakah hal tersebut bermanfaat?, Nabi shallallahu 'alaihi wa salam menjawab : “Hal itu tidak bermanfaat baginya, karena ia tidak pernah satu haripun berkata : “Ya Rabbku, ampunilah kesalahanku pada hari pembalasan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar