Kamis, 23 Juli 2020

HUKUM MASBUQ SHALAT JUM'AT

Oleh : Ustadz Abu Sa'id Neno Triyono

Imam Ibnu Rusyd rahimahullah mengatakan :

فَإِنَّ قَوْمًا قَالُوا: إِذَا أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الْجُمُعَةِ فَقَدْ أَدْرَكَ الْجُمُعَةَ، وَيَقْضِي رَكْعَةً ثَانِيَةً، وَهُوَ مَذْهَبُ مَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ، فَإِنْ أَدْرَكَ أَقَلَّ صَلَّى ظُهْرًا أَرْبَعًا. وَقَوْمٌ قَالُوا: بَلْ يَقْضِي رَكْعَتَيْنِ أَدْرَكَ مِنْهَا مَا أَدْرَكَ، وَهُوَ مَذْهَبُ أَبِي حَنِيفَةَ.

“Sebagian ulama berpendapat, jika makmum mendapatkan satu rakaat shalat Jumat (bersama imam) maka dia mendapat Jumatan, sehingga dia hanya mengganti satu rakaat. Namun jika dia mendapatkan kurang dari satu rakaat (bersama imam), maka dia wajib shalat zhuhur, 4 rakaat. Ini adalah pendapat Imam Malik dan Imam Asy-Syafi’i.

Sementara ulama lain berpendapat, makmum (yang masbuk) hanya mengganti dua rakaat, selama dia masih mendapatkan bagian apapun dari (shalatnya imam). Ini adalah pendapat Abu Hanifah."
(Bidayatul Mujtahid, 1/199)

Ada beberapa kondisi sesorang terlambat mengikuti shalat Jum'at secara berjamaah dan diantara bentuk gambarannya sebagai berikut :

1. Ia sama sekali tidak mendapatkan rakaat shalat Jum'at atau ia mendapatkan rakaat terakhir Imam setelah Imam ruku' pada rakaat kedua, maka dalam hal ini si masbuq melaksanakan shalat zhuhur 4 rakaat. 

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :

من أدرك ركوع الثانية أدرك الجمعة فيصلي بعد سلام الإمام ركعة وإن أدركه بعده فاتته فيتم بعد سلامه ظهرا أربعا والأصح أنه ينوي في اقتدائه الجمعة

"Barangsiapa yang mendapati (minimal) ruku' nya Imam pada rakaat kedua shalat Jum'at, maka ia sempurnakan satu rakaat (yang ketinggalan) setelah Imam salam dan jika ia mendapati setelahnya, maka telah terluput (shalat Jum'at) baginya, ia melaksanakan shalat Zhuhur setelah Imam salam dan yang benar ia (tetap) berniat bermakmum untuk shalat Jum'at".
(Minhaaj Ath-Thaalibiin, hal. 26)

Al-'Allamah Shidiq Hasan Khan rahimahullah menampilkan dalil untuk masalah di atas dari atsar Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang berkata :

ومن فاتَتْهُ الركعتانِ فليُصلِّ أربعًا

"Barangsiapa yang terluput dua rakaat shalat Jum'at, maka hendaknya ia shalat empat rakaat".

Atsarnya diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam "Al-Mushannaf" (1/126/1) dan Ath-Thabaraaniy dalam "Al-Kabiir" (2/38/2). Imam Al-Haitsami menghasankannya dalam "Majma`" (2/192), sebagaimana hasil kajian Syaikh Al-Albani dalam "Al-Ajwibah An-Naafi'ah". Syaikh Al-Albani menshahihkan atsar ini.

Asy-Syaikh Shidiq Hasan Khan beristimbat dengan atsar di atas tatkala mengatakan :

فهذا دليل على أن من فاتته الجمعة صلى ظهرا

"Ini adalah dalil bagi orang yang terluput (dua rakaat shalat Jum'at), untuk menqadhanya dengan shalat Zhuhur".

2. Kondisi kedua adalah si masbuq sempat mendapatkan minimal ruku' Imam pada rakaat kedua. Dalam hal ini berarti ia terlewat khutbah Jum'atnya Imam atau khathib shalat Jum'at pada waktu itu.

Asy-Syaikh Khalid bin Abdil Mun'im Ar-Rifaa'iy Hafizhahullah menukil :

وقال عطاء وطاوس ومجاهد ومكحول: من لم يدرك الخطبة صلى أربعًا
رابط المادة: http://iswy.co/e16b3b

"'Athaa`, Thawus, Mujahid dan Makhuul mengatakan bahwa orang yang tidak mendapatkan khutbah, maka ia shalat 4 rakaat".

Diantara dalil yang mereka bawakan adalah atsar 'Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah dalam "Al-Mushannaf" dari dua jalan yaitu :

A. Imam Ibnu Abi Syaibah berkata :

حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ ، قَالَ: أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ ، قَالَ: حُدِّثْتُ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، أَنَّهُ قَالَ : ( إِنَّمَا جُعِلَتِ الْخُطْبَةُ مَكَانَ الرَّكْعَتَيْنِ ، فَإِنْ لَمْ يُدْرِكِ الْخُطْبَةَ ، فَلْيُصَلِّ أَرْبَعًا )

...dari Yahya bin Abi Katsir ia berkata; Aku diceritakan dari 'Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu bahwa beliau berkata : 

"Hanyalah khutbah itu dijadikan menduduki shalat dua rakaat, jika tidak mendapati khutbah, maka shalatlah 4 rakaat".

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid mengomentari sanadnya :

وهذا منقطع بين يحيى بن أبي كثير ، وعمر

"Ini terputus sanadnya antara Yahya bin Abi Katsiir dengan 'Umar".

B. Al-Imam Ibnu Abi Syaibah berkata :

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ ، عَنْ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ ، قَالَ : " كَانَتِ الْجُمُعَةُ أَرْبَعًا ، فَجُعِلَتْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ أَجْلِ الْخُطْبَةِ ، فَمَنْ فَاتَتْهُ الْخُطْبَةُ فَلْيُصَلِّ أَرْبَعًا "

....dari 'Amr bin Syu'aib, dari 'Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu beliau berkata : 

"Shalat Jum'at itu 4 rakaat, dijadikan dua rakaat karena khutbah, maka barangsiapa yang terluput khutbah padanya, maka ia shalat 4 rakaat".

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid mengomentari sanadnya :

وهذا منقطع أيضا: عمرو بن شعيب من صغار التابعين لم يدرك عمر ، بين وفاتيهما 95 سنة 

"Ini terputus juga, 'Amr bin Syu'aib adalah tabi'i junior, tidak pernah berjumpa dengan 'Umar. Perbedaan tahun wafatnya sekitar 95 tahun".

Asy-Syaikh Al-Albani dalam "Al-Irwaa`" telah mentakhrij dua jalan di atas dan memberikan penilaian dhaif untuknya.

Selain sanadnya tidak kuat, matan atsar ini bertentangan dengan hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu secara marfu' :

 من أدرك ركعةً من الجمعةِ فقد أدرك الجمعةَ

"Barangsiapa yang mendapati satu rakaat shalat Jum'at, maka ia telah mendapatkan Jum'at." 
(HR. Nasa'i, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dan Bin Baz)

حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ
مَنْ أَدْرَكَ مِنْ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ رَكْعَةً فَلْيُصَلِّ إِلَيْهَا أُخْرَى
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَهِيَ السُّنَّةُ

Telah menceritakan kepadaku Yahyaa, dari Maalik, dari Ibnu Syihaab dia berkata :

"Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari shalat jumat, maka sempurnakanlah yang lainnya." 

Ibnu Syihaab berkata; "Hal itu adalah sunnah."
(Muwatha' Malik no. 241)

Syaikh 'Abdul 'Aziz Ibnu Baz rahimahullah mengatakan :

إذا لم يدرك المسبوق من صلاة الجمعة إلا السجود أو التشهد ، فإنه يصلي ظهرا ولا يصلي جمعة . لأن الصلاة إنما تدرك بركعة؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: ((من أدرك ركعة من الصلاة فقد أدرك الصلاة)) وقوله صلى الله عليه وسلم: ((من أدرك ركعة من الجمعة فليضف إليها أخرى وقد تمت صلاته)) فعلم بهذين الحديثين أن من لم يدرك ركعة من الجمعة فاتته الجمعة وعليه أن يصلي ظهرا . والله ولي التوفيق .

“Apabila makmum masbuk shalat Jumat hanya mendapatkan sujud dan tasyahud, maka dia shalat zhuhur dan tidak shalat Jumat (2 rakaat). Karena status shalat hanya bisa didapatkan (setelah mengerjakan) satu rakaat. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

من أدرك ركعة من الصلاة فقد أدرك الصلاة

“Siapa yang mendapatkan satu rakaat shalat maka dia sudah dianggap mendapatkan shalat.” 
(HR. Bukhari no. 580)

Demikian pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

من أدرك ركعة من الجمعة فليضف إليها أخرى وقد تمت صلاته

“Siapa yang mendapatkan satu rakaat shalat Jumat maka hendaknya dia tambahkan rakaat yang lain, sehingga shalat Jumatnya sempurna.” 
(HR. An-Nasa'i dan At-Turmudzi)

Dari dua hadits ini diketahui bahwa orang yang tidak mendapatkan satu rakaat jumatan bersama imam maka dia tidak mendapatkan jumatan, sehingga dia wajib shalat zhuhur."
(http://ibnbaz.org/mat/1309)

Oleh sebab itu, pendapat yang kuat berdasarkan hadits ini adalah bahwa minimal seorang masbuq mendapatkan satu rakaat bersama Imam, maka ia telah mendapatkan shalat Jum'at dalam artian nanti setelah Imam salam, ia cukup melengkapi ketinggalan satu rakaat saja, sekaligus hadits ini sanggahan bagi yang mengatakan khutbah adalah syarat atau rukun dari syarat/rukun shalat Jum'at yang tidak sah tanpanya.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar