Sabtu, 02 Januari 2021

Apa Itu Haikal Sulaiman ?

Oleh : Ustadz Ammi Nur Baits

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du.
 
Haikal dalam bahasa Ibrani artinya baitul ilah (Baitullah). Berdasarkan riwayat dari Yahudi, bahwa Nabi Dawud ‘alaihis salam adalah orang yang pertama kali berencana membangun Haikal. Namun beliau wafat sebelum rencana itu terlaksana. Kemudian rencana itu dilanjutkan oleh putranya, Sulaiman ‘alaihis salam. Beliau membangun Haikal di atas Gunung Muria, yang lebih dikenal dengan Piramida Suci. Tempat ini di atas Masjidil Aqsha dan Masjid Kubah Batu.
 
Haikal ini sangat diagungkan orang yahudi. Mereka anggap itu tempat ibadah yang mulia. Dan Sulaiman membangun tempat ini untuk mereka dan keturunan mereka.
(Fatwa Islam, no. 230200)
 
Dalam Ensiklopedi tentang Inggris, terbitan tahun 1926 M (teks berbahasa arab) disebutkan :

أن اليهود يتطلعون إلى اجتماع الشعب اليهودي في فلسطين واستعادة الدولة اليهودية وإعادة بناء الهيكل وإقامة عرش داود في القدس ثانية وعليه أمير من نسل داود
 
"Bahwa Yahudi berencana mengumpulkan semua masyarakat Yahudi di Palestina, dan menyiapkan pembangunan negara yahudi, serta membangun kembali Haikal, mengembalikan singgasana Dawud di kota Quds kedua, dan harus ada penguasa dari keturunan Dawud."
 
Sejarah Haikal Tidak Pasti ?
 
Kita belum bisa memastikan keberadaan Haikal, apakah itu benar-benar ada ataukah hanya konspirasi sejarah yang dibangun Yahudi untuk memotivasi masyarakatnya agar bisa menjajah Palestina. Artinya, tidak kita benarkan dan juga tidak kita ingkari. Karena berita ahli kitab, ada kemungkinan benar dan ada kemungkinan dusta.
 
Karena itulah, dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Orang ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada kaum muslimin.”
 
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
 
لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم، وقولوا: آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ
 
“Janganlah kalian membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya, namun ucapkan: Kami beriman dengan kitab yang diturunkan kepada kami (Al Quran) dan kitab yang diturunkan kepada kalian.”
(HR. Bukhari no. 4485)
 
Dan sebenarnya kita – sebagai umat islam – tidak memiliki banyak kepentingan dengan keberadaan Haikal ini. Percaya maupun tidak percaya dengan keberadaannya, tidak membuat kita lebih beriman. Sehingga bisa jadi akan sia-sia waktu kita, ketika info semacam ini harus kita cari dengan mendalam.
Jika informasi tentang keberadaan Haikal itu benar, islam tidak pernah menolaknya. Karena islam tidak pernah menolak realita.
 
Allahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar