Benarkah dianjurkan membaca shalawat ketika kita lupa ?
Jawab :
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du.
Terdapat hadits yang menyatakan anjuran shalawat ketika lupa.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إذا نسيتم شيئاً فصلوا علي تذكروه إن شاء الله
“Jika kalian lupa sesuatu, bacalah shalawat kepadaku, kalian akan segera ingat, in syaa Allah.”
Hadits ini disebutkan Al Hafizh Ibnul Qayyim dalam Jalaul Afham. Beliau menyebutkan riwayat yang dibawakan Abu Musa Al-Madini, dari jalur Muhammad bin Itab Al-Maruzi, dari Sa’dan bin 'Abdah, dari 'Ubaidillah Al-Atki, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Ada 2 perawi yang menjadi bukti bahwa hadits ini dha'if.
[1] 'Ubaidillah Al-Atki
Banyak ulama hadits memberikan komentar miring untuknya.
Diantaranya, Al-Bukhari menyebutnya, “Banyak meriwayatkan hadits munkar.” Komentar Al-Uqaili, “Haditsnya tidak bisa diangkat dengan penguat.” Al-Baihaqi berkomentar, “Haditsnya tidak bisa jadi penguat.”
(Tahdzib At-Tahdzib, 7/27)
[2] Sa’dan bin 'Abdah
Kata Ibnu 'Adi dalam Al-Kamil, “Tidak ma'ruf”.
Karena itulah, hadits ini didhaifkan oleh Al-Hafizh As-Sakhawi dalam Al-Qaul Al-Badi’ (hlm. 326).
Lalu apa yang bisa dilakukan ketika lupa ?
Tidak ada amal khusus ketika lupa. Sebagian ulama menganjurkan untuk mengingat Allah. Karena lupa itu dari setan, sementara cara untuk mengusir setan adalah dengan mengingat Allah.
Diantara dalil mengingat Allah ketika lupa adalah firman Allah :
وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا
"Ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”
(QS. Al-Kahfi : 24)
Syaikh Asy-Syinqithi menyebutkan salah satu tafsir yang disampaikan ulama terkait ayat ini :
إذا وقع منك النسيان لشيء فاذكر الله ؛ لأن النسيان من الشيطان ، كما قال تعالى عن فتى موسى : (وَمَآ أَنْسَانِيهُ إِلاَّ الشيطان أَنْ أَذْكُرَهُ)
"Jika kamu mengalami lupa, maka ingatlah Allah. karena lupa itu dari setan. Seperti yang Allah firmankan tentang kawannya Musa, “Tidak adalah yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali setan.”
(Adhwaul Bayan, 4/62)
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar