Sabtu, 06 Juni 2020

Ciri-Ciri Manusia yang Tidak Akan Masuk Surga

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ كَثِيرٍ عَنْ قَطَنِ بْنِ وَهْبِ بْنِ عُوَيْمِرِ بْنِ الْأَجْدَعِ عَمَّنْ حَدَّثَهُ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِمْ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخُبْثَ

Telah menceritakan kepada kami Ya'quub; Telah menceritakan kepada kami Bapakku, dari Al Waliid bin Katsiir, dari Qathan bin Wahab bin 'Uwaimir bin Ajda', dari Seseorang yang menceritakan kepadanya, dari Saalim bin 'Abdillah bin 'Umar bahwa dia mendengarnya berkata; Telah menceritakan kepadaku 'Abdullah bin 'Umar bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda : 

"Tiga golongan yang Allah mengharamkan surga atas mereka yaitu, pecandu khamr, anak yang durhaka kepada orangtua, dan Dayyuts, yaitu seorang yang merelakan keluarganya berbuat maksiat."
(HR. Ahmad no. 5839)

حَدَّثَنَا يَزِيدُ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ جَابَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنَّانٌ وَلَا مُدْمِنُ خَمْرٍ

Telah menceritakan kepada kami Yaziid; Telah menceritakan kepada kami Hammaam, dari Manshuur, dari Saalim bin Abil Ja'd, dari Jaabaan, dari 'Abdullah bin 'Amru, dari Nabi shallallahu'alaihi wasallam, beliau bersabda : 

"Tidak akan masuk surga orang yang mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang kecanduan minuman khamr."
(HR. Ahmad no. 6251)

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ قَالَ إِنَّ جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ أَخْبَرَهُ
أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair; Telah menceritakan kepada kami Al Laits, dari 'Uqail, dari Ibnu Syihaab bahwa Muhammad bin Jubair bin Muth'im berkata; bahwa Jubair bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi."
(HR. Bukhari no. 5984)

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامٍ قَالَ كُنَّا مَعَ حُذَيْفَةَ
فَقِيلَ لَهُ إِنَّ رَجُلًا يَرْفَعُ الْحَدِيثَ إِلَى عُثْمَانَ فَقَالَ لَهُ حُذَيْفَةُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim; Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Manshuur, dari Ibraahiim, dari Hammaam dia berkata : 

"Kami pernah bersama Hudzaifah, lalu diberitahukan kepadanya bahwa ada seseorang yang merafa'kan (menyandarkan) hadits kepada 'Utsmaan, lantas Hudzaifah berkata kepada orang tersebut; Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba."
(HR. Bukhari no. 6056)

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ قَالَ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyuub dan Qutaibah bin Sa'iid serta 'Aliy bin Hujr semuanya dari Isma'iil bin Ja'far, Ibnu Ayyuub berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'iil dia berkata; Telah mengabarkan kepada kami Al-Alaa', dari Bapaknya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidak akan masuk surga, orang yang mana tetangganya tidak aman dari bahayanya."
(HR. Muslim no. 46)

و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبَانَ بْنِ تَغْلِبَ عَنْ فُضَيْلٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyaar; Telah menceritakan kepada kami Abu Daawud; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abaan bin Taghlib, dari Fudhail, dari Ibraahiim, dari 'Alqamah, dari Ibnu Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : 

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat dzarrah dari kesombongan."
(HR. Muslim no. 91)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُثْمَانُ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَعْبَدِ بْنِ خَالِدٍ عَنْ حَارِثَةَ ابْنِ وَهْبٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ الْجَوَّاظُ وَلَا الْجَعْظَرِيُّ
قَالَ وَالْجَوَّاظُ الْغَلِيظُ الْفَظُّ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr dan 'Utsmaan bin Abu Syaibah keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Wakii', dari Sufyaan, dari Ma'bad bin Khaalid, dari Haaritsah bin Wahb ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidak akan masuk surga orang yang keras hati dan sombong." 
Perawi berkata, "Al Jawwazh adalah orang yang keras hatinya."
(HR. Abu Dawud no. 4801)

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad dan Abu Bakar bin Abu Syaibah keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'aawiyah, dari Al A'masy, dari Ibraahiim, dari Hammaam, dari Hudzaifah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang suka menyebarkan fitnah."
(HR. Abu Dawud no. 4871)

1. Durhaka kepada orangtua
2. Pecandu minuman keras
3. Sombong walau hanya sebesar dzarrah 
4. Dayyuts yaitu membiarkan anggota keluarganya dalam mengerjakan maksiat 
5. Memutus tali silaturahmi antar keluarga
6. Mengganggu tetangga
7. Keras hati (berprilaku buruk)
8. Suka menyebarkan fitnah
9. Suka mengadu domba
10. Mengungkit-ungkit pemberian

Ahlussunnah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa seorang mu’min yang melakukan dosa besar tidaklah kafir selama masih ada iman di hatinya, selama ia tidak mati dalam keadaan musyrik. Ia akan diadzab di neraka namun tidak kekal di dalamnya. Diantara dalilnya, firman Allah Ta’ala :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa : 48)

Sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam :

لَا يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنَ إِيمَانٍ

“Tidak akan masuk neraka orang yang masih memiliki iman seberat biji sawi.” 
(HR. Muslim no. 91)

Imam An Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan makna lafazh ‘tidak akan masuk surga..‘ beliau mengatakan : 
“Lafazh ini dita’wil dengan dua kemungkinan dengan menimbang beberapa pertimbangan. Pertama, maksudnya yaitu jika pelakunya menganggap halal perbuatan haram. Sehingga, karena sebenarnya ia tahu itu diharamkan agama, ia menjadi kafir kekal di neraka, tidak masuk surga. 
Kedua, maksudnya yaitu ia tidak masuk surga bersama rombongan pertama dari kalangan orang-orang yang beruntung.” 
(Syarh Shahih Muslim, 17/191)

Imam Al Munawi rahimahullah juga menjelaskan makna “tidak masuk surga…” dengan berkata :
“Tidak masuk surga secara mutlak jika ia menghalalkan perbuatan dosa tersebut atau maksudnya tidak masuk surga bersama rombongan pertama yang masuk surga jika ia tidak menganggap itu halal.” 
(Faidhul Qadir, 4/428)

Syaikh Musthafa Al Adawi rahimahullah menjelaskan bahwa makna “tidak masuk surga…” tidak lepas dari dua kemungkinan :

1. Orang yang melakukan dosa besar tersebut tidak masuk surga bersama golongan orang-orang yang masuk surga pertama kali. Ia mendapatkan adzab atas dosa yang ia lakukan (jika Allah tidak mengampuni dosanya), baru setelah itu dikeluarkan dari neraka dan masuk surga.

2. Orang yang melakukan dosa besar tersebut tidak masuk pada jenis surga tertentu dari surga-surga yang ada. 
(Mafatihul Fiqhi, 1/20)

Bisa Jadi Benar-Benar Tidak Masuk Surga

Orang-orang yang disebut pada hadits-hadits di atas bisa jadi benar-benar tidak masuk surga dan kekal di neraka jika mereka menganggap halal (istihlal) dosa besar yang mereka lakukan, lalu mati dalam keadaan belum bertaubat. Semisal seseorang yang berzina dengan keyakinan bahwa zina itu halal, bukan karena hawa nafsu, padahal ia sudah mengetahui bahwa Islam melarangnya. Para ulama menyebut hal ini sebagai kafir juhud, yaitu orang yang meyakini kebenaran ajaran Rasulullah namun lisannya mendustakan bahkan memerangi dengan anggota badannya, menentang karena kesombongan. Ini seperti kufurnya iblis terhadap Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam ‘alaihissalam, padahal iblis mengakui Allah sebagai Rabb.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” 
(QS. Al Baqarah : 34)

Juga kufurnya Fir’aun terhadap Nabi Musa ‘alaihissalam dan kufurnya orang Yahudi terhadap Nabi Muhammad shallallahu‘alaihi wasallam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan : 
“Seorang hamba jika ia melakukan dosa dengan keyakinan bahwa sebenarnya Allah mengharamkan perbuatan dosa tersebut, dan ia juga berkeyakinan bahwa wajib taat kepada Allah atas segala larangan dan perintah-Nya, maka ia tidak kafir”. Lalu beliau melanjutkan, “Barangsiapa yang melakukan perbuatan haram dengan keyakinan bahwa itu halal baginya maka ia kafir dengan kesepatakan para ulama.” 
(Ash Sharimul Maslul, 1/521)

Wallahu waliyyut taufiq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar