Sabtu, 30 Mei 2020

Jadikanlah Aku Termasuk Golongan yang Sedikit

مَرَّ سَيِّدُنَا عُمَرَ بنَ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ذَاتَ يَوْمٍ بِرَجُلٍ فِيْ السُّوْقِ.
فِإِذَا بِالرَّجُلِ يَدْعُوْا وَيَقُوْلُ:.

Suatu hari, Sayyidina ‘Umar bin Al-Khaththaab رضي الله عنه pernah melewati seorang pria di pasar, lalu orang tersebut berdoa dan mengucapkan :

« اللهم اجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ القَلِيْلِ … اللهم اجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ القَلِيْلِ »

Ya Allah, Jadikanlah diriku termasuk hamba-hamba-Mu yang sedikit… Ya Allah, Jadikanlah diriku termasuk hamba-hamba-Mu yang minoritas…

فَقَالَ لَهُ سَيِّدُنَا عُمَرَ: مِنْ أَيْنَ أَتَيْتَ بِهَذَا الدُّعَاءِ؟

Lantas Sayyidina 'Umar pun bertanya :

Darimana kamu dapati doa seperti ini??

فَقَالَ الرَّجُلُ: إنَّ اللهَ يَقُوْلُ فِي كِتَابِهِ العَزِيْزِ:

Pria tersebut menjawab :

Sesungguhnya Allah ﷻ berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia :

﴾وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ ﴿

Dan alangkah sedikitnya hamba-hamba-Ku uang bersyukur (QS. Saba’ : 13)

فَبَكَى سَيِّدُنَا عُمَرَ وَقَالَ: كُلُّ النَّاسِ أَفْقَهُ مِنْكَ يَا عُمَرَ.

Lantas Sayyidina Umar pun menangis sembari berkata kepada diri sendiri “Setiap orang sepertinya lebih faqih darimu wahai 'Umar.”

[Atsar riwayat Imam Ahmad di dalam kitab Az-Zuhd, dan Ibnu Abi Syaibah di dalam Al-Mushannaf 10/105 no. 30006. Atsar ini didiamkan oleh para ulama, tidak disebutkan shahih atau dha’ifnya. Wallahu a’lam]

Faedah :

إِذَا نَصَحْتَ أَحَداً بِتَرْكِ مَعْصِيَةٍ كَانَ رَدُهُ: « أَكْثَرُ النَّاسِ تَفْعَلُ ذَلِكَ، لَسْتُ وَحْدِي! »

Jika Anda menasihati seseorang untuk meninggalkan kemaksiatan, seringkali ia membantah : banyak orang kok yang juga mengerjakannya. Bukan saya sendiri...

وَﻟَﻮْ ﺑَﺤَﺜْﺖَ ﻋَﻦْ ﻛَﻠِﻤَﺔِ « أَكْثَرُ النَّاسِ » فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ لَوَجَدْتَ بَعْدَهَا:

Namun, apabila Anda menelaah kata Aktsarun Nâs (“kebanyakan manusia”) di dalam Al-Qur’an Al-Karim, niscaya Anda kan dapati lanjutan setelahnya berbunyi :

﴿ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴾

Akan tetapi kebanyakan manusia tidaklah mengetahui

﴿ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ ﴾

Akan tetapi kebanyakan manusia tidaklah beriman

﴿ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ ﴾

Akan tetapi kebanyakan manusia tidaklah bersyukur

وَﻟَﻮْ ﺑَﺤَﺜْﺖَ ﻋَﻦْ ﻛَﻠِﻤَﺔِ « أَكْثَرَهُمْ » لَوَجَدْتَ بَعْدَهَا:

Dan jika Anda menelaah kata Aktsaruhum (“Kebanyakan mereka”), niscaya anda dapat lanjutan setelahnya berbunyi :

﴿ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴾

Akan tetapi kebanyakan mereka tidaklah mengetahui

﴿ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ ﴾

Kebanyakan mereka tidaklah berakal/memahami

﴿ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴾

Namun kebanyakan mereka tidaklah beriman

﴿ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ ﴾

Akan tetapi kebanyakan mereka tidaklah bersyukur

﴿ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ ﴾

Kebanyakan dari mereka adalah orang yang menyekutukan Allah (musyrik)

﴿ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ ﴾

Akan tetapi kebanyakan mereka itu bodoh

﴿ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ ﴾

Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik

﴿ وَأَكْثَرُهُمْ فَاسِقُونَ ﴾

Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik

﴿ وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ ﴾

Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir

﴿ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ ﴾

Kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta

فَكُنْ أَنْتَ مِن القَلِيْلِ الَّذِي قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْهِمْ:

Jadilah Anda termasuk dari yang sedikit,
yang Allah berfirman tentangnya :

﴿ وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ ﴾

Dan alangkah sedikitnya hamba-hamba-Ku yang bersyukur

﴿ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ ﴾

Dan tidaklah beriman bersama dengannya (nabi) melainkan hanya sedikit

﴿ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَّا هُمْ ﴾

Kecuali orang yang beriman dan beramal shalih, dan alangkah sedikitnya mereka

﴿ ثُلَّةٌ مِّنَ الأَوَّلِينَ ۝ وَقَلِيلٌ مِّنَ الْآخِرِينَ ﴾

Sebagian besar dari orang-orang terdahulu, dan sebagian kecil dari orang-orang yang belakangan.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang sedikit, yang selamat dan beruntung di sisi-Nya.

Baarakallahu fiiykum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar