Kamis, 28 Mei 2020

Bacaan Doa Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi

Apa bacaannya pada saat sujud tilawah atau sujud sahwi ?

Jawab :

Adapun sujud tilawah ada dua hadits yang menjelaskannya, tapi keduanya adalah hadits dha’if (lemah).

Pertama, Hadits ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha-

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي سُجُودِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyaar; Telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahhaab At Tsaqafiy; Telah menceritakan kepada kami Khaalid Al Hadzdzaa' dari Abu Al 'Aaliyah dari 'Aisyah dia berkata,

"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam jika sujud Al Qur'an (tilawah) pada malam hari, beliau berdo'a,

ِ سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ

"Wajahku bersujud kepada Dzat yang menciptakannya dan menjadikan untuknya pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya."

Abu 'Iisa berkata, hadits ini ialah hasan shahih.
(HR. Tirmidzi 2/474 no. 580 dan 5/456 no. 3425)

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahaway dalam Musnadnya 3/965 no. 1679, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 1/380 no. 4372, Ahmad dalam Musnadnya 6/30, An-Nasa'i 2/222 no. 1129 dan Al-Kubra 1/239 no. 714, Abu Ahmad Al-Hakim dalam Syi’ar Ashhabul Hadits no. 82, 83, Ibnu Khuzaimah 1/382, Hakim 1/341-342, Ad-Daraquthni 1/406, Al-Baihaqi 2/325, Abu Syaikh Al-Ashbahaniy dalam Ath-Thabaqat 3/513 dan Ath-Thabaraniy dalam Al-Ausath 4/9 no. 4376.

Semua meriwayatkan hadits ini dari jalan Khaalid bin Mihran Al-Hadzdzaa` dari Abul ’Aaliyah dari ’Aisyah.

Cacat yang menyebabkan hadits ini lemah adalah Khaalid bin Mihran tidak mendengar dari Abul ’Aaliyah. Berkata Imam Ahmad : “Khaalid tidak mendengar dari Abul ’Aaliyah“.
(Tahdzib At-Tahdzib dan Jami’ At-Tahshil karya Al-˜Ala`i)

Dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya menegaskan bahwa sebenarnya antara Khaalid dan Abul ’Aaliyah ada perantara yaitu seorang rawi mubham (seorang lelaki yang tidak disebut namanya-pen.).

Saya berkata : Apa yang disebutkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Khuzaimah ini memang benar karena Khaalid bin Mihran dari seluruh referensi yang disebutkan di atas ia meriwayatkan dari Abul ’Aaliyah dengan lafazh ’An (dari) sehingga riwayat Khaalid ini dianggap terputus dari Abul ’Aaliyah apabila telah terbukti ada riwayat lain menyebutkan ada perantara antara Khaalid dengan Abul ’Aaliyah.

Dan ternyata ada riwayat dari jalan ’Isma’il bin ’Ulayyah dari Khaalid bin Mihran dari seorang lelaki dari Abul ’Aaliyah dari ’Aisyah -radhiyallahu’anha-.

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ رَجُلٍ عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي سُجُودِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ يَقُولُ فِي السَّجْدَةِ مِرَارًا سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ

Telah menceritakan kepada Kami Musaddad; Telah menceritakan kepada Kami Isma'iil; Telah menceritakan kepada Kami Khaalid Al Hadzdzaa` dari seorang laki-laki dari Abu Al 'Aaliyah dari 'Aisyah radhiallahu 'anha ia berkata :

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika melakukan sujud Al Qur'an (sajadah) pada malam hari beliau mengucapkan beberapa kali: "SAJADA WAJHIYA LILLADZII KHALAQAHU WA SYAQQA SAM'AHU WA BASHARAHU BIHAULIHI WA QUWWATIHI" (Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakannya dan telah membuka pendengaran serta penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya)."
(HR. Abu Daud 2/60 no. 1414)

Riwayat ini juga dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 6/217, Ibnu Khuzaimah 1/283 dan Al-Baihaqi dalam Al-Kubra 1/325 dan As-Sughra 1/509.

Maka bisa disimpulkan bahwa hadits ’Aisyah ini adalah hadits yang lemah karena Khaalid tidak mendengar dari Abul ’Aaliyah dan perantara antara keduanya adalah seorang rawi mubham. Karena itulah hadits ini disebutkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’y -rahimahullahu- dalam Ahadits Mu’allah Zhahiruha Ash-Shahihah hadits no. 395.

Kedua, Hadits Ibnu ‘Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ بْنِ خُنَيْسٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ قَالَ قَالَ لِي ابْنُ جُرَيْجٍ يَا حَسَنُ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي يَزِيدَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي رَأَيْتُنِي اللَّيْلَةَ وَأَنَا نَائِمٌ كَأَنِّي أُصَلِّي خَلْفَ شَجَرَةٍ فَسَجَدْتُ فَسَجَدَتْ الشَّجَرَةُ لِسُجُودِي فَسَمِعْتُهَا وَهِيَ تَقُولُ اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا وَتَقَبَّلْهَا مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ قَالَ الْحَسَنُ قَالَ لِيَ ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ لِي جَدُّكَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجْدَةً ثُمَّ سَجَدَ قَالَ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَسَمِعْتُهُ وَهُوَ يَقُولُ مِثْلَ مَا أَخْبَرَهُ الرَّجُلُ عَنْ قَوْلِ الشَّجَرَةِ
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yaziid bin Khunais; Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Muhammad bin 'Ubaidullah bin Abu Yaziid dia berkata; Ibnu Juraij berkata kepadaku; wahai Hasan, 'Ubaidullah bin Abu Yaziid telah mengabarkan kepadaku; dari Ibnu 'Abbaas dia berkata,

"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, wahai Rasulullah, semalam saya bermimpi sepertinya saya shalat di belakang sebatang pohon, lalu saya sujud maka pohon itupun ikut sujud dan saya mendengar dia mengucapkan,

اللَّهُمَّ اكْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا وَضَعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذُخْرًا وَتَقَبَّلْهَا مِنِّي كَمَا تَقَبَّلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ

(Ya Allah tuliskanlah untukku pahala dan hapuskanlah dosa atas sujudku ini dan jadikanlah ia sebagai tabungan amal shalih di sisi-Mu serta terimalah ia sebagai amal shalih sebagaimana Engkau menerimanya dari hamba-Mu Dawud)

Hasan berkata, Ibnu Juraij telah berkata kepadaku, kakekmu telah berkata kepadaku, Ibnu 'Abbas berkata, Lalu Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam membaca Ayat sajdah, maka beliau sujud. Dia (Ibnu Juraij) berkata, Ibnu 'Abbas berkata, saya mendengar beliau mengucapkan seperti apa yang diucapkan pohon tersebut, sebagaimana dikabarkan laki-laki tadi.

(Perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Sa'id. Abu Isa berkata, hadits Ibnu 'Abbas adalah hasan gharib dan Tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.
(HR. Tirmidzi 2/472 no. 579 dan 5/455-456 no. 3424)

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah 1/334 no. 1053, Ibnu Khuzaimah 1/282-283 no. 572-573, Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Ihsan 6/473 no. 2568 dan Al-Mawarid no. 691, Al-Hakim 1/341, Al-Baihaqi 2/320, Abu Ahmad Al-Hakim dalam Syi’ar Ashhabul hadits no. 84, Ath-Thabarani 11/104 no. 11262, Al-Uqailiy dalam Adh-Dhu’afa` 1/242-243, Al-Khaliliy dalam Al-Irsyad 1/353-354 dan Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal 6/314.

Semuanya meriwayatkan dari jalan Muhammad bin Yazid bin Khunais dari Hasan bin Muhammad bin ’Ubaidillah bin Abi Yazid berkata kepadaku Ibnu Juraij : “Wahai Hasan, kakekmu ’Ubaidillah bin Abi Yazid mengabarkan kepadaku dari Ibnu ’Abbas”.

Dalam hadits ini ada dua cacat :

1. Muhammad bin Yazid bin Khunais.

Abu Hatim berkomentar tentangnya : “Syaikhun shalihun (Seorang Syaikh yang shalih)”. Dan Ibnu Hibban menyebutkannya dalam Ats-Tsiqat maka rawi seperti ini tidak dipakai berhujjah kalau bersendirian karena itu Al-Hafizh menyimpulkan dari Taqrib At-Tahdzib : “Maqbul (diterima haditsnya kalau ada pendukungnya, kalau tidak ada pendukungnya ia adalah layyinul hadits (lembek haditsnya)”.

2. Hasan bin Muhammad bin ’Ubaidillah.

Adz-Dzahabi berkomentar tentangnya : “Berkata Al-‘Uqailiy : “laa yutaba’u’alaihi (Ia tidak mempunyai pendukung)” dan berkata yang lainnya : “Padanya (Hasan bin Muhammad) ada Jahalah (tidak dikenal)”. Maka rawi ini juga tidak dipakai berhujjah kalau bersendirian. Apalagi Imam At-Tirmidzi menganggap bahwa hadits ini adalah hadits gharib. Dan istilah hadits gharib menurut Imam At-Tirmidzi adalah hadits lemah. Wallahu A’lam.

Kesimpulan :

Tidak ada hadits yang shahih tentang doa sujud tilawah. Maka kalau seseorang membaca ayat dari ayat-ayat sajadah dalam shalat kemudian ia sujud maka ia membaca doa seperti yang ia baca dalam sujud shalat. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad sebagaimana dalam Al-Mughni 2/362 dan Masail Imam Ahmad riwayat Ibnu Haniy 1/98.

Adapun doa sujud sahwi kami tidak mengetahui ada doa yang khusus pada sujud sahwi tersebut mungkin karena itu Imam Ibnu Qudamah berkata bahwa yang dibaca dalam sujud sahwi adalah sama dengan apa yang dibaca pada sujud shalat.
(Al-Mughni, 2/432-433)

Imam Nawawi berkata dalam Al-Majmu' :

ﺳُﺠُﻮﺩُ ﺍﻟﺴَّﻬْﻮِ ﺳَﺠْﺪَﺗَﺎﻥِ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﺟَﻠْﺴَﺔٌ , ﻭَﻳُﺴَﻦُّ ﻓِﻲ ﻫَﻴْﺌَﺘِﻬَﺎ ﺍﻻﻓْﺘِﺮَﺍﺵُ ، ﻭَﻳَﺘَﻮَﺭَّﻙُ ﺑَﻌْﺪَﻫُﻤَﺎ ﺇﻟَﻰ ﺃَﻥْ ﻳُﺴَﻠِّﻢَ , ﻭَﺻِﻔَﺔُ ﺍﻟﺴَّﺠْﺪَﺗَﻴْﻦِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻬَﻴْﺌَﺔِ ﻭَﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺻِﻔَﺔُ ﺳَﺠَﺪَﺍﺕِ ﺍﻟﺼَّﻼﺓِ . ﻭَﺍَﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ

"Sujud sahwi adalah dua kali sujud yang diselingi dengan duduk, disunnahkan padanya pada (duduk diantara dua sujudnya -pent.) dengan iftirasy (seperti duduk tasyahud awal -pent.), Lalu duduk tawaruk (seperti duduk tasyahud akhir, -pent.) setelah sujud yang kedua, lalu salam. Sifat dua sujud ini terkait bacaan dzikirnya, sama seperti dzikir sujud ketika shalat. Wallahul a'lam".

Wal ‘Ilmu’Indallah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar