Senin, 17 Agustus 2020

LARANGAN MEMUJI SESEORANG DI HADAPANNYA SECARA BERLEBIHAN

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ صَبَّاحٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يُثْنِي عَلَى رَجُلٍ وَيُطْرِيهِ فِي مَدْحِهِ فَقَالَ أَهْلَكْتُمْ أَوْ قَطَعْتُمْ ظَهَرَ الرَّجُلِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shabbaah; Telah menceritakan kepada kami Ismaa'iil bin Zakariyyaa'; Telah menceritakan kepada kami Buraid bin 'Abdullah, dari Abu Burdah, dari Abu Muusa radhiallahu 'anhu berkata : 

“Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam pernah mendengar seorang lelaki sedang menyanjung lelaki lainnya dan melampaui batas dalam memujinya, lalu beliau bersabda :

“Kalian telah menghancurkan atau mematahkan punggung orang tersebut.”

(HR. Bukhari no. 2663)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَذَّاءُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ

أَثْنَى رَجُلٌ عَلَى رَجُلٍ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ مِرَارًا ثُمَّ قَالَ مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَادِحًا أَخَاهُ لَا مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ فُلَانًا وَاللَّهُ حَسِيبُهُ وَلَا أُزَكِّي عَلَى اللَّهِ أَحَدًا أَحْسِبُهُ كَذَا وَكَذَا إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذَلِكَ مِنْهُ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salaam; Telah mengabarkan kepada kami 'Abdul Wahhaab; Telah menceritakan kepada kami Khaalid Al Khadzdzaa', dari 'Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari Bapaknya berkata : 

"Ada seseorang menyanjung orang lain di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka Beliau berkata: "Celaka kamu, kamu telah memenggal leher sahabatmu, kamu telah memenggal leher sahabatmu". Kalimat ini diucapkan oleh Beliau berulang kali, kemudian Beliau bersabda : 

"Jika seorang dari kalian mau tidak mau harus memuji, maka sebaiknya dia berkata, ‘Saya kira begini dan begini.’ Jika terlihat bahwasanya dia demikian, cukuplah Allah yang menghisabnya, dan tidaklah dia mengakui seseorang suci di hadapan Allah’.”

(HR. Bukhari no. 2662)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ عَنْ مَعْبَدٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِيَّاكُمْ وَالتَّمَادُحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Ghundar, dari Syu'bah, dari Sa'd bin Ibraahiim bin 'Abdurrahman bin 'Auf, dari Ma'bad bin Al Juhaniy, dari Mu'aawiyah dia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Jauhilah oleh kalian saling memuji, sesungguhnya itu adalah sembelihan."

(HR. Ibnu Majah no. 3743)

Allahul musta'an



Tidak ada komentar:

Posting Komentar