Minggu, 07 Juni 2020

Larangan Mengangankan Kematian

حَدَّثَنَا ابْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Salaam; Telah mengabarkan kepada kami Ismaa'iil bin 'Ulayyah, dari 'Abdul 'Aziiz bin Shuhaib, dari Anas radhiallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam bersabda : 

"Janganlah salah seorang dari kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya, kalau memang hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; "Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku."
(HR. Bukhari no. 6351)

Penjelasan

Seorang muslim tidaklah boleh mengharapkan kematian karena kesempitan hidup di dunia yang ia alami. Karena bagi seorang mukmin, semakin panjang usianya, semakin bertambah kebaikan baginya. Kalaupun ia tergelincir pada dosa, bertambahnya usia adalah kesempatan untuk memperbanyak taubat.

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو عُبَيْدٍ مَوْلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَلَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yamaan; Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, dari Az Zuhriy dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Abu 'Ubaid mantan budak 'Abdurrahman bin 'Auf bahwa Abu Hurairah berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalnya." Para sahabat bertanya; "Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "tidak juga dengan diriku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya padaku, oleh karena itu berlaku luruslah dan bertaqarublah dan janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan kematian, jika dia orang baik semoga saja bisa menambah amal kebaikannya, dan jika dia orang yang buruk (akhlaknya) semoga bisa menjadikannya dia bertaubat."
(HR. Bukhari no. 5673)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Raafi'; Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrazzaaq; Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar, dari Hammaam bin Munabbih dia berkata; Ini adalah yang telah diceritakan oleh Abu Hurairah kepada kami dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, -lalu dia menyebutkan beberapa hadits di antaranya; - Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda : 

"Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang yang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidak akan bertambah melainkan menambah kebaikan."
(HR. Muslim no. 2682)

Seharusnya, seseorang yang ditimpa musibah, bersikap sabar karena Allah dan mengharapkan pahala yang berlipat dari Allah.

Jika seseorang tidak kuat dengan penderitaan yang dialaminya (seperti misalnya sakit yang amat sangat), Nabi memperbolehkan untuk berdoa dengan ucapan: Ya Allah hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku.

Sebagian Ulama’ berpendapat bahwa larangan mengharapkan kematian itu hanya berlaku jika terjadi fitnah duniawi. Sedangkan jika terjadi fitnah Dien (agama) yang membahayakan keselamatan Dien-nya, maka seseorang boleh mengharapkan kematian.

Dalil mereka di antaranya adalah :

1. Lafazh hadits riwayat Ibnu Hibban menjelaskan bahwa larangan itu hanya untuk kesempitan dalam urusan duniawi.

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فيِ الدُّنْياَ

"Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan kematian karena kesempitan yang dialami dalam urusan dunia." 
(HR. Ibnu Hibban no. 2966)

2. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu'anhu.

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ

Telah menceritakan kepada kami Ismaa'iil; Telah menceritakan kepadaku Maalik, dari Abu Zanaad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Hari kiamat tidak akan terjadi hingga seseorang melewati kuburan, lantas mengatakan; 'duhai sekiranya aku menggantikan dia.'"
(HR. Bukhari no. 7115)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ أَبَانَ بْنِ صَالِحٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الرِّفَاعِيُّ وَاللَّفْظُ لِابْنِ أَبَانَ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِي إِسْمَعِيلَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ عَلَى الْقَبْرِ فَيَتَمَرَّغُ عَلَيْهِ وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَكَانَ صَاحِبِ هَذَا الْقَبْرِ وَلَيْسَ بِهِ الدِّينُ إِلَّا الْبَلَاءُ

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Umar bin Muhammad bin Abaan bin Shaalih dan Muhammad bin Yaziid Ar Rifaa'i teks milik Abaan, keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail, dari Abu Isma'iil, dari Abu Haazim, dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 

"Demi Dzat yang jiwaku ada ditanganNya, dunia tidak akan lenyap hingga seseorang melintasi kuburan lalu berhenti di atasnya dan berkata: 'Andai saja aku adalah penghuni kuburan ini, ' sementara ia tidak memiliki agama selain cobaan'."
(HR. Muslim no. 157)

حَدَّثَنَا عَلِيٌّ أَخْبَرَنَا وَرْقَاءُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولَ يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ مَا بِهِ حُبُّ لِقَاءِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Telah menceritakan kepada kami 'Aliy berkata; Telah mengabarkan kepada kami Warqaa`, dari Abu Az Zinaad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah radhiallahu ta'ala 'ahu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga ada seorang lelaki melewati kuburan orang lain lalu berkata; 'Duhai, sekiranya aku seperti dia, ' padahal ia tidak suka bertemu dengan Allah 'azza wajalla."
(HR. Ahmad no. 10446)

Imam Ibnu Baththal rahimahullah menjelaskan bahwa keinginan seseorang dalam hadits itu agar ia meninggal dan dikuburkan seperti orang yang ada dalam kubur tersebut adalah karena dahsyatnya fitnah Dien yang melanda. 
(Syarh Shahih Al Bukhari libni Baththal, 10/58)

3. Salah satu doa yang diajarkan oleh Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam dalam hadits Ibnu 'Abbas yang panjang, salah satu lafazhnya :

وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ

"Dan jika Engkau (Ya Allah) menginginkan terjadinya fitnah (ujian) terhadap hamba-hambaMu, maka wafatkanlah aku menghadapMu dalam keadaan tidak terfitnah."
(HR. Tirmidzi no. 3233)

Dalam Al-Qur’an, kisah Maryam yang mengharapkan kematian, dengan ucapan :

يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا

"…Duhai seandainya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang dilupakan sama sekali."
(QS. Maryam : 23)

Ayat ini ditafsirkan bahwa Maryam mengharapkan kematian karena mengkhawatirkan fitnah Dien pada dirinya dengan sebab peristiwa yang dialaminya.
(Taudhiihul Ahkaam min Buluughil Maram karya 'Abdullah bin 'Abdirrahman Al-Bassam, juz 2, halaman 369-370)

Bagaimanapun, seorang muslim tidak boleh putus asa dari rahmat Allah, karena putus asa dari rahmat Allah adalah sifat orang-orang kafir.

وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

"...Dan janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir."
(QS. Yusuf : 87)

Tidak boleh juga mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri, karena hal itu adalah dosa besar. Seseorang yang bunuh diri, akan diadzab di akhirat dengan cara dan alat yang digunakan dalam bunuh diri di dunia.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ شَرِبَ سَمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Sa'iid Al-Asyajj keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Wakii', dari Al-A'masy, dari Abu Shaalih, dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : 

"Barangsiapa membunuh dirinya dengan sepotong besi, maka dengan besi yang tergenggam di tangannya itulah dia akan menikam perutnya dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan dan dia akan dikekalkan di dalam Neraka. Barangsiapa membunuh dirinya dengan meminum racun maka dia akan merasai racun itu dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan dan dia akan dikekalkan di dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya. Begitu juga, barangsiapa membunuh dirinya dengan terjun dari puncak gunung, maka dia akan terjun ke dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan untuk membunuh dirinya dan dia akan dikekalkan dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya." 
(HR. Muslim no. 109)

Janganlah bunuh diri, karena sesungguhnya Allah Sang Pencipta kita masih menyayangi kita.

…وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

"Janganlah membunuh diri kalian, karena sesungguhnya Allah menyayangi kalian." 
(QS. An Nisaa’ : 29)

Sekian. Semoga bermanfaat.
Allahul musta'an


Tidak ada komentar:

Posting Komentar