Senin, 15 Juni 2020

BAHAYA MAKANAN HARAM


حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي الْمَلِيحِ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صَدَقَةً مِنْ غُلُولٍ وَلَا صَلَاةً بِغَيْرِ طُهُورٍ

Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibraahiim; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Qataadah, dari Abu Al Maliih, dari Ayahnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda :

"Allah Azza wa Jalla tidak menerima sedekah dari harta ghulul (harta rampasan perang yang dicuri) dan juga tidak menerima shalat tanpa bersuci."
[HR. Abu Dawud no. 59]

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي زِيَادٍ الْقَطَوَانِيُّ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا غَالِبٌ أَبُو بِشْرٍ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ عَائِذٍ الطَّائِيِّ عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُعِيذُكَ بِاللَّهِ يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ مِنْ أُمَرَاءَ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِي فَمَنْ غَشِيَ أَبْوَابَهُمْ فَصَدَّقَهُمْ فِي كَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَا يَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ غَشِيَ أَبْوَابَهُمْ أَوْ لَمْ يَغْشَ فَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ فِي كَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ الصَّلَاةُ بُرْهَانٌ وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ حَصِينَةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتْ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُوسَى وَأَيُّوبُ بْنُ عَائِذٍ الطَّائِيُّ يُضَعَّفُ وَيُقَالُ كَانَ يَرَى رَأْيَ الْإِرْجَاءِ وَسَأَلْتُ مُحَمَّدًا عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَلَمْ يَعْرِفْهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُوسَى وَاسْتَغْرَبَهُ جِدًّا و قَالَ مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُوسَى عَنْ غَالِبٍ بِهَذَا

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Abu Ziyaad Al Qathawaaniy Al Kuufiy; Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Muusa; Telah menceritakan kepada kami Ghaalib Abu Bisyr, dari Ayyuub bin 'A`idz Ath Thaa'i, dari Qais bin Muslim, dari Thaariq bin Syihaab, dari Ka'ab bin 'Ujrah dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku :

"Wahai Ka'ab, saya memohon perlindungan kepada Allah untukmu dari perbuatan para penguasa setelahku. Barangsiapa yang mendatangi mereka lalu mempercayai kedustaan mereka serta membantu mereka dalam berbuat zhalim, maka dia bukan dari golonganku juga tidak dapat melewati Haudhku (telagaku) kelak. Dan barangsiapa yang mendatangi mereka atau tidak mendatangi mereka dan tidak membenarkan kedustaan mereka juga tidak membantu mereka dalam berbuat zhalim, maka dia termasuk dari golonganku dan saya termasuk dari golongannya serta dapat mendatangi Haudhku (telagaku) kelak.

Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, shalat merupakan tanda keimanan, puasa ialah tameng yang kokoh, serta sedekah dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api.

Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali Neraka lebih berhak atasnya."

Abu 'Iisa berkata, hadits ini gharib melalui sanad ini dan tidak kami ketahui kecuali dari haditsnya 'Ubaidullah bin Muusa dan Ayyub bin 'A`idz Ath Thaai' dilemahkan bahkan dikabarkan dia menganut paham Murji`ah. Saya bertanya kepada Muhammad, akan tetapi dia tidak mengetahuinya kecuali dari hadits 'Ubaidullah bin Muusa, bahkan hadits ini terasa asing baginya. Muhammad juga berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dari 'Ubaidullah bin Muusa dari Ghaalib seperti hadits di atas.
[HR. Tirmidzi no. 614, 615]

Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya.”

[HR. Ibnu Hibban 11/315, Al Hakim dalam Mustadraknya 4/141, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 4519 dan Shahihut Targhib no. 1730]

Beberapa Pelajaran :

1) Makna hadits ini adalah, jasad yang diberi makan yang haram tempatnya di neraka kelak pada hari kiamat.

2) Makanan yang haram akan berpengaruh jelek terhadap tubuh dan tingkah laku seseorang, demikian pula makanan yang halal akan berdampak baik pada tubuh dan amalan seseorang.

3) Hendaklah setiap muslim memperhatikan kehalalan dan kebaikan makanannya, beramal shalih dan mensyukuri nikmat.

4) Memakan yang haram termasuk penghalang terkabulnya doa.

[Diringkas dari penjelasan Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar