Oleh : Ustadz Ammi Nur Baits
Syafaat secara bahasa diambil dari kata Asy-Syaf’u [arab: الشفع] yang artinya genap. Allah bersumpah dalam Al-Quran :
وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
“Demi sesuatu yang genap dan yang ganjil.”
(QS. Al-Fajr : 3)
Sementara syafaat menurut istilah, dijelaskan Al Hafizh Ibnul Atsir rahimahullah :
قد تكرر ذكر الشفاعة في الحديث فيما يتعلق بأمور الدنيا والآخرة، وهي السؤال في التجاوز عن الذنوب والجرائم بينهم
"Kata syafaat telah disebutkan berkali-kali dalam hadits, baik yang terkait urusan dunia maupun akhirat. Bentuknya adalah permohonan untuk memaafkan dosa atau tindak kriminal yang terjadi diantara mereka."
(An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits, 2/485)
Syafaat Hanya Milik Allah
Sebelumnya kita perlu menanamkan aqidah bahwa syafaat, semuanya milik Allah. Allah berfirman :
قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Katakanlah, bahwa semua syafaat itu milik Allah. Hanya milik-Nya kerajaan langit dan bumi, kemudian hanya kepada-Nya kalian dikembalikan."
(QS. Az-Zumar : 44)
Sementara sebagian makhluk-Nya bisa memberi syafaat, setelah diizinkan oleh Allah. Allah berfirman :
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Tidak ada yang bisa memberi syafaat di hadapan Allah, kecuali dengan izin-Nya.”
(QS. Al-Baqarah : 255)
Syafaat di Hari Kiamat
Syafaat yang terjadi di hari kiamat, bentuknya bermacam-macam. Intinya upaya untuk mengurangi beban hukuman yang diterima oleh makhluk. Dari sekian banyak jenis syafaat, ada beberapa syafaat yang diberikan melalui perantara Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantaranya, syafaat udzma. Udzma artinya terbesar. Disebut syafaat udzma, karena syafaat ini bisa dirasakan oleh semua manusia di Mahsyar.
Syafaat ini diberikan oleh Allah di Mahsyar melalui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika manusia mengalami kepanasan yang luar biasa, dibiarkan oleh Allah dalam kurun waktu yang lama, manusia berbondong-bondong menuju para Nabi Ulul Azmi untuk meminta kepada mereka agar berdoa kepada Allah agar segera dilakukan hisab. Namun tidak ada satupun Nabi-Nabi itu yang bersedia. Hingga akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau berdoa kepada Allah agar Allah segera melakukan hisab. Sehingga semua manusia mendapat manfaatnya.
Kemudian, diantara syafaat yang terjadi pada hari kiamat adalah syafaat dalam bentuk menyelamatkan orang yang sudah di neraka untuk masuk surga. Para nabi, para malaikat, kaum mukminin, mereka semua bisa memberikan syafa’at. Termasuk Allah Ta’ala juga akan memberikan syafa’at, dengan mengeluarkan banyak sekali penduduk neraka.
Dalam hadits dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita :
فَيَشْفَعُ النَّبِيُّونَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَالْمُؤْمِنُونَ فَيَقُولُ الْجَبَّارُ بَقِيَتْ شَفَاعَتِى . فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ فَيُخْرِجُ أَقْوَامًا قَدِ امْتُحِشُوا ، فَيُلْقَوْنَ فِى نَهَرٍ بِأَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ مَاءُ الْحَيَاةِ ، فَيَنْبُتُونَ فِى حَافَتَيْهِ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِى حَمِيلِ السَّيْلِ
"Para nabi, para malaikat, dan orang-orang yang beriman, semua telah memberi syafaat. Lalu Allah berfirman, “Sekarang tinggal syafaatku.” Kemudian Allah menciduk isi neraka, dan Allah keluarkan banyak sekali manusia yang mereka telah gosong terbakar. Lalu mereka diletakkan di sungai di pintu surga, yang disebut sungai Al-Hayat. Hingga tubuh mereka tumbuh di tepian sungai, sebagaimana biji tumbuh di tumpukan tanah yang dibawa arus."
(HR. Bukhari no. 7439)
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أنَّ الله يُخرج قوماً من النار بالشفاعة
“Bahwa Allah mengeluarkan sekelompok kaum dari neraka dengan syafaat.”
(HR. Muslim no. 191)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بَعْدَ مَا مَسَّهُمْ مِنْهَا سَفْعٌ ، فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، فَيُسَمِّيهِمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَهَنَّمِيِّينَ
"Akan keluar sekelompok manusia dari neraka setelah mereka dibakar dengan panasnya neraka. Lalu mereka masuk surga. Penduduk surga menyebut mereka dengan Jahannamiyun (mantan penghuni jahanam).
(HR. Bukhari no. 6559)
Ketika para makhluk, baik orang mukmin, para nabi maupun malaikat, memberi syafaat, jumlah manusia yang berhasil dikeluarkan dari neraka, sifatnya terbatas. Sehingga masih tersisa orang mukmin di neraka. Hingga Allah sendiri yang memberi syafaat kepada mereka. Allah selamatkan mereka dari neraka.
Dia Dzat yang Maha Rahman, Rahim, Hakim, paling kasih sayang kepada para hamba-Nya. Tentu saja, Allah yang paling banyak menyelamatkan para hamba-Nya dari neraka.
Allahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar