Tidak jarang kita melihat ada orang yang berwudhu, ketika berkumur-kumur membaca :
اللَّهُمَّ اسْقِنِيْ مِنْ حَوْضِ نَبِيَّكَ كَأْسًا لاَ أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدُا
“Ya Allah berilah saya minum dari telaga Nabi-Mu satu gelas yang saya tidak akan haus selama-lamanya.”
Lalu ketika mencuci wajah, dia membaca,
اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَسْوَدُّ الْوُجُوْهُ
“Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari wajah-wajah menjadi hitam.”
Kemudian ketika mencuci tangan, dia membaca,
اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِيْنِيْ وَلاَ تُعْطِنِيْ بِشِمَالِيْ
“Ya Allah, berikanlah kitabku di tangan kananku dan janganlah engkau berikan di tangan kiriku.”
Selanjutnya ketika mengusap kepala, dia membaca,
اللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
“Ya Allah, haramkanlah rambut dan kulitku dari api neraka.”
Lalu ketika mengusap telinga, dia membaca,
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ
“Ya Allah, jadikanlah saya dari orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaiknya.”
Terakhir ketika mencuci kaki, dia membaca,
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ
(Al-Muhadzdzhab, 1/44. Karya Imam Asy-Syairazi)
Imam Nawawi rahimahullah berkata :
وَأَمَّا الدُّعَاءُ الْمَذْكُورُ فَلَا أَصْلَ لَهُ وَذَكَرَهُ كَثِيرُونَ مِنْ الْأَصْحَابِ وَلَمْ يَذْكُرْهُ الْمُتَقَدِّمُونَ
(Al-Majmu', 1/465)
Di tempat lain yakni di "Raudhah Ath-Thalibiin" (1/62), Imam Nawawi rahimahullah berkata :
هذا الدعاء لا اصل له ولم يذكر الشافعي و الجمهور
"Doa ini tidak ada asalnya dan tidak disebutkan oleh Imam Syafi'i dan mayoritas ulama".
Sementara di kitabnya "Al-Adzkaar" (hal. 75-76 cet. Daar Ibnu Hazm), Imam Nawawi rahimahullah berkata :
و اما الدعاء على اعضاء الوضوء فلم يجئ فيه شيء عن النبي
"Adapun doa untuk tiap anggota wudhu tidak datang sedikit pun dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam". -selesai-.
Al Hafizh Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala mengatakan :
ولم يحفظ عنه أنه كان يقول على وضوئه شيئا غير التسمية، وكل حديث في أذكار الوضوء الذي يقال عليه فكذب مختلق لم يقل رسول الله صلى الله عليه وسلم شيئا منه، ولا علمه لأمته، ولا ثبت عنه غير التسمية في أوله، وقوله: ( «أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم اجعلني من التوابين، واجعلني من المتطهرين» ) في آخره. وفي حديث آخر في ” سنن النسائي “
مما يقال بعد الوضوء أيضا: ( «سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك» ) ولم يكن يقول في أوله: نويت رفع الحدث ولا استباحة الصلاة، لا هو ولا أحد من أصحابه البتة، ولم يرو عنه في ذلك حرف واحد، لا بإسناد صحيح ولا ضعيف
“Tidak terdapat penjelasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengucapkan sesuatu pun ketika berwudhu kecuali bismillah. Dan semua hadits tentang dzikir-dzikir yang diklaim diucapkan ketika berwudhu, maka itu semua adalah dusta dan mengada-ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan satu pun dari (dzikir atau doa) tersebut. Beliau tidak pula mengajarkan kepada umatnya. Tidak terdapat penjelasan dari Nabi kecuali membaca bismillah (tasmiyah) di awal berwudhu dan juga doa,
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم اجعلني من التوابين، واجعلني من المتطهرين
di akhir (selesai) wudhu. Dan di hadits lain yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i yang merupakan doa yang juga diucapkan selesai berwudhu,
سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
(Zaadul Ma’ad, 1/187-189)
”Sebagian kaum muslimin membuat doa khusus setiap anggota wudhu. Ini termasuk bid’ah yang munkar. Tidak terdapat hadits shahih yang menjelaskannya.”
(Bahjatun Nadziriin Syarh Riyadhus Shalihin 2/250. Cetakan Daar Ibnul Jauzi)
Demikianlah, semoga kita termasuk orang-orang yang mencukupkan diri di atas sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak mencapekkan diri di atas amal-amal yang bid’ah.
Wallahu Ta’ala A’lam Wa Fauqa Kulli Dzi ‘Ilmin ‘Alim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar